Pernah Jadi Film Terlaris, ini Tujuan Film Pengkhianatan G30S/PKI Ditayangkan

and | Insertlive
Kamis, 30 Sep 2021 16:25 WIB
Film Pengkhianatan G30S/PKI Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Jakarta, Insertlive -

Setiap tanggal 30 September, film Pengkhianatan G30S/PKI selalu muncul sebagai bahan perbincangan yang hangat. Rasanya wajar, mengingat pada era Orde Baru, film ini diputar di televisi setiap tahunnya.

Film dokudrama garapan Arifin C. Noer ini menceritakan tentang peristiwa kudeta 30 September 1965 yang dilakukan oleh Kolonel Untung, Komandan Batalyon Cakrabirawa. Lalu muncullah Mayjen Soeharto sebagai sang penyelamat.

Selain itu, film ini juga menampilkan kronologi penculikan dan kematian korban G30S/PKI, serta persebaran peristiwa ini hingga ke Jawa Tengah dan Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

Film dengan judul asli SOB (Sejarah Orde Baru) ini dibikin begitu detail dan meyakinan, seolah film ini benar-benar sebuah kejadian nyata yang difilmkan secara 'resmi'.

IKUTI QUIZ

Berdasarkan data PT Perfin yang dilansir dari filmindonesia, film Pengkhianatan G30S/PKI menjadi film terlaris di Indonesia pada tahun 1984 dengan 699.282 penonton. Sebuah rekor film di bioskop dengan penonton terbanyak yang belum terpecahkan hingga tahun 1995.

Catatan itu hanya dalam lingkup Jakarta, mengingat pada tahun itu kita masih kesusahan untuk mengumpulkan data penonton bioskop di seluruh Indonesia.

Lalu pada tahun 1998, Menpen Yunus Yosfiah mengumumkan bahwa film ini tidak boleh diputar atau diedarkan lagi (termasuk film Janur Kuning dan Serangan fajar), lantaran berbau rekayasa sejarah dan mengkultuskan Soeharto.

Setelah sekian tahun berlalu, Presiden Jokowi pada tahun 2017 sempat mewacanakan untuk mendaur ulang film Pengkhianatan G30S/PKI. Mantan Mendagri Tjahjo Kumolo pun menyatakan bahwa wacana tersebut bertujuan untuk meluruskan sejarah bangsa tanpa adanya manipulasi.


"Niat Presiden itu didasari bahwa beliau ingin meluruskan tapak sejarah perjuangan bangsa dengan benar, tanpa ada rekayasa," ungkap Tjahjo Kumolo dilansir dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri. (30/9).

(and/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER