Kehilangan Tangan saat Kecil Bawa Suryo Nugroho Raih Perunggu di Paralimpiade Tokyo

Suryo Nugroho sukses mengharumkan nama Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo. Ia berhasil membawa pulang medali perunggu untuk cabang olahraga bulutangkis pada ajang tersebut.

Namun bukan perkara mudah bagi Suryo untuk bisa bertanding bulutangkis di ajang internasional. Ia mengaku masih kesulitan untuk menyeimbangkan diri saat bermain di lapangan karena hanya memiliki satu tangan.

"Kalau kesulitan yang saya alami sampai saat ini sih keseimbangan ya, karena kan saya bermain dengan satu tangan, dan itu benar-benar masalah yang belum terpecahkan sampai saat ini," ungkap Suryo di studio Trans TV, Tenden, Jakarta Selatan, Senin (20/9).

Suryo awalnya lahir dengan keadaan normal tanpa cacat. Ia lantas cerita soal kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan tangan kiri saat masih kecil.

"Saya sebelumnya kan normal ya, sempat merasakan apa yang sebelumnya bisa saya lakukan, jadi saya belajar memaksimalkan apa-apa hanya dengan satu tangan," ungkap Suryo.

"Awalnya itu saya kecelakaan, kronologinya itu (Tangan) langsung putus di tempat, kecelakaan tunggal motor, jadi begitu putus di tempat, menuju ke rumah sakit itu satu setengah jam, jadi mukjizatnya di situ. Tangan kiri kan ada denyut nadi, ya alhamdulillah sampai sekarang masih diberi kehidupan, itu pas saya usia 11 tahun," sambung Suryo.

Kecelakaan tersebut sempat membuat Suryo merasa terpuruk dan putus asa. Apalagi kala itu Suryo masih sangat kecil dan belum mengerti apa-apa. Ia bahkan malu untuk keluar rumah dan bermain dengan anak-anak seusianya kala itu.

"Yang pasti saya sempat down, saya juga waktu itu masih kecil, jadi yang sebelumnya masih bisa main dengan teman-teman, setelah kejadian itu saya minder," cerita Suryo.

Namun semangat dan kasih sayang dari sang ayah membuat Suryo mampu bangkit dari keterpurukan. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk keluar rumah dan mulai bermain bulutangkis. Momen kebangkitan itu yang dikenang Suryo saat meraih medali perunggu di ajang Paralimpiade Tokyo dan mengharumkan nama Indonesia.

"Itu saya sempat vakum olahraga, dan baru berani mulai lagi pas 2009,mulai dari nol lagi. Ayah saya sih (Kasih dukungan), dia kasihan juga lihat saya di rumah terus. Akhirnya pas SMA saya dikasih pilihan, mau lanjut sekolah atau di bulutangkis, akhirnya saya pilih bulutagkis, dan sampai sekarang saya bisa berprestasi dan membanggakan negara," tutup Suryo.