Raih Perunggu di Paralimpiade Tokyo, Suryo Nugroho Ternyata Tak Suka Bulutangkis

Suryo Nugroho menjadi salah atlet yang mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo. Suryo bahkan sukses mengharumkan nama Ibu Pertiwi dengan membawa pulang medali perunggu di cabang olahraga bulutangkis.

Suryo mengaku sangat bangga karena bisa mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia. Ia bahkan punya motivasi untuk mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di ajang berikutnya.

"Yang pasti bangga ya karena bisa mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia dan ini juga event paralimpiade yang pertama untuk bulutangkis, dan yang pertama juga untuk saya, jadi ya sangat bangga," ungkap Suryo di studio Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Minggu (20/9).

"Motivasi saya ke depannya juga ingin mengubah medali perunggu ini menjadi emas di 2024, mudah-mudahan," sambung Suryo.

Suryo mengaku mendapatkan dukungan penuh dari keluarga untuk memilih jalan menjadi atlet. Ia berujar bahwa sang ayah yang pertama kali meracuni dirinya untuk mendalami dunia bulutangkis.

"Dukungan dari keluarga sangat besar ya, karena kebetulan ayah saya juga pemain bulutangkis, tapi tidak sampai jenjang nasional dan hanya sekedar hobi, makanya jadi sejalan dan sepemikiran. Kalau saya lagi kalah itu ayah kasih semangatnya juga enak, jadi benar-benar membangun sih," ungkap Suryo.

Suryo lantas mulai menyukai dan belajar bulutangkis di usia 7 tahun. Namun dirinya baru berkesempatan untuk bertanding dia ajang internasional pada 2010.

"Kalau main bulutangkis itu sejak usia 7 tahun sampai sekarang sih, jadi udah 15 tahun, cuman untuk level internasional sejak 2010," kata Suryo.

Siapa sangka Suryo awalnya sama sekali tak menyukai bulutangkis dan lebih senang bermain sepakbola. Namun sang ayah mengenalkan bulutangkis hingga Suryo sukses menjadi atlet yang mengharumkan nama Indonesia.

"Awalnya saya suka sepakbola ya kak, cuman karena dibilang sama ayah kalau sepakbola itu kemungkinan cedera lebih tinggi, jadi diarahkan ke bulutangkis, untuk meminimalisir cedera, jadi sampai sekarang sih kak," cerita Suryo.

"Sebenarnya saya nggak suka, cuman karena ayah menyarankan kayak gitu, akhirnya saya lakukan, dan ternyata ada bakat juga," tutup Suryo.