Raih Emas Olimpiade, Apriyani Rahayu Cuma Punya Rp200 Ribu Saat Pelatnas

Sosok Apriyani Rahayu yang memenangkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk cabor bulutangkis ganda putri bersama Greysia Polii menjadi sorotan publik.

Kisah perjuangan Apriyani Rahayu untuk menjadi atlet bulutangkis pun kembali disorot.

Apriyani Rahayu merupakan putri bungsu pasangan Siti Jauhar dan Ameruddin yang besar di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Ia telah menunjukkan minat pada bulutangkis sejak masih berusia tiga tahun.

Apriyani mengikuti turnamen bulutangkis pertamanya di tingkat kecamatan pada 2005 silam. Sebelum bertanding, Apriyani berlatih di Gedung Saran Kegiatan Bersama (SKB) Unaaha, Kabupaten Konawe, yang berjarak 9 kilometer dari rumahnya.

Berbagai turnamen junior di daerahnya telah diikuti Apriyani. Ia kemudian bergabung dengan klub PB Pelita Bakrie binaan legenda bulutangis Tanah Air, Icuk Sugiarto, di kawasan Jakarta Barat pada 2011.

Pada tahun 2017, Apriyani yang hanya bermodalkan sebuah raket dan uang Rp200 ribu mendatangi pelatih Eng Hian untuk berlatih di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta.

Tekad Apriyani yang begitu kuat untuk bisa jadi atlet profesional membuat Eng Hian bersedia melatih wanita kelahiran 1998 itu.

"Cuma punya duit 200 ribu mau diapain, luar biasa, nggak pernah kenal capek. Program apa saja dilahap kok," ungkap Eng Hian dalam sebuah video yang beredar di media sosial usai Apriyani dan Greysia Polii menang di Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8).

Apriyani Rahayu bersama Gresyia Polii menorehkan sejarah baru di ajang Olimpiade dengan menjadi ganda putri bulutangkis pertama Indonesia yang melaju ke final sekaligus mendapat medali emas.