Bambang Pamungkas Cerita Karier Sepak Bola, Nyeker hingga Disoraki Penonton

ikh | Insertlive
Selasa, 25 May 2021 18:52 WIB
Penjaga gawang PSMS Medan Dhika Bayangkara (kiri) berusaha menghalau tendangan pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas (kanan) pada pertandingan Semi Final Leg-2 Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (12/2). Pada pertandingan tersebut Persija Jakarta menang dengan skor 1-0 dan berhasil lolos ke Final dengan keunggulan agregat (5-1). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/ama/18. Bambang Pamungkas Cerita Karir Sepak Bola, Nyeker hingga Disoraki Penonton (Foto: Mohammad Ayudha/Antara Foto)
Jakarta, Insertlive -

Bambang Pamungkas menceritakan soal perjalanan karier di dunia sepak bola Indonesia. Bambang memang sudah menyukai sepak bola sejak masih berusia 8 tahun.

Meski begitu Bambang ternyata sempat mendalami dunia tari selain sepak bola. Mantan kapten tim nasional Indonesia dan Persija Jakarta ini cerita bahwa sang ayah H Misranto adalah seorang pelatih sepak bola. Sedangkan sang ibunda Hj Suriptinah merupakan seorang guru tari.

"Jadi gini bokap gue itu pelatih sepakbola, nyokap gue guru tari, jadi ada tiga hari dalam seminggu itu Senin, Rabu, Jumat, gue latihan bola, dan Sabtu-Minggu itu gue latihan tari," cerita Bambang dilihat dari tayangan YouTube Vincent & Desta, Selasa (25/5).

ADVERTISEMENT

Namun ada pengalaman lucu ketika Bambang mulai rajin berlatih sepak bola di kampung halamannya, Getah, Jawa Tengah. Bambang mengaku kerap dimarahi sang ayah karena lebih senang main sepak bola tanpa menggunakan sepatu alias nyeker.

"Gue dari umur 8 tahun main bola, belajar main bola dengan baik dan benar, karena kebiasaan orang di kampung tuh nyeker (tidak memakai sepatu), nah di situ bokap gue bilang kalau mau jadi pemain bola beneran harus pakai sepatu. Gue pertama kali dibelikan sepatu itu malah nyeker, sepatu gue tinggal di pinggir lapangan, dan gue main nyeker," cerita Bambang.

Selain itu Bambang juga cerita tak pernah bisa bermain sepak bola dengan baik ketika sang ayah menonton. Hal itu karena sang ayah kerap memberikan kritikan terhadap permainan sepak bola Bambang.

"Gue dulu waktu kecil itu nggak bisa main bola kalau bokap gue nonton, sampai pelatih gue itu kalau setiap gue main, dia ke rumah gue, bilang ke bokap 'Pak besok jangan nonton ya'. karena bokap gue itu tukang kritik gue, jadi bokap gue itu walaupun gue main bagus pasti ada salahnya, jadi mendingan bokap gue nggak nonton," kata Bambang.


Bambang Pamungkas cerita tak pernah bisa bermain sepak bola dengan benar ketika sang ayah menonton. Bambang jadi bermain kurang baik karena sang ayah kerap memberikan kritikan.

Bahkan Bambang mengaku masih sering dikritik sang ayah hingga ketika sudah menjadi pemain sepak bola profesional. Bambang ingat soal kritikan ayahnya usai pertandingan Indonesia melawan Uruguay.

"Itu sampai gue profesional, pernah suatu ketika, Indonesia main lawan Uruguay, abis main gue pulang ke rumah, terus bokap gue telepon, bini gue kasih tahu, gue bilang, 'Udah biar besok aja', karena gue tahu pasti akan dikoreksi," cerita Bambang.

"Ada hal-hal yang kadang nggak masuk di pemahaman gue, misalkan kayak gue diganti tapi nggak tepuk tangan, itu dikoreksi," sambung Bambang.

Bukan tanpa alasan Bambang mengaku tak memberikan ucapan terima kasih lewat tepuk tangan kepada para pendukung tim nasional Indonesia. Bambang mengaku sempat mendapat sorakan dari seluruh penonton yang ada di stadion Gelora Bung Karno kala itu.

"Karena gini, itu jadi suatu pertandingan yang akan gue ingat di sepanjang karier tim nasional Indonesia, gue di pertandingan itu di-boo (sorak) satu stadion, yang notabene itu di Jakarta, homeground Persija, club gue," cerita Bambang.

Para pendukung memberikan sorakan terhadap Bambang karena permainannya yang dianggap kurang bagus saat itu. Hal itu yang membuat Bambang kesal dan tak memberikan tepuk tangan ke pendukung saat pergantian pemain. Namun sang ayah menilai bahwa hal tersebut tak seharusnya dilakukan Bambang.

"Karena gue bermain tidak di posisi gue, dan gue bermain tidak seperti yang mereka (pendukung) harapkan, apalagi gue kapten tim nasional, nah pas gue diganti, gue merasa jengkel, kata bokap gue 'Apapun yang terjadi, mereka (pendukung) itu datang buat dukung gue'," kenang Bambang.

"Nah terkadang hal kayak gitu jadi koreksi yang nggak terpikirkan oleh gue," tutup Bambang.

(ikh/fik)
Tonton juga video berikut:
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER