Home Hot Gossip Berita Hot Gossip
IN-DEPTH INSERTLIVE

Pilu Warga Desa Cigobang di Pengungsian Korban Banjir & Tanah Longsor

In-Depth | Insertlive
Sabtu, 10 Apr 2021 19:00 WIB
Pilu Warga Desa Cigobang di Pengungsian Korban Banjir dan Tanah Longsor / Foto: In-Depth
Jakarta, Insertlive -

Warga desa Cigobang masih ingat betul dengan bencana alam yang menghantam pemukiman mereka satu tahun lalu.

Desa yang berada di daerah Banten ini dihantam banjir bandang dan tanah longsor pada awal Januari 2020.

Warga yang berjumlah sekitar 154 kepala keluarga ini terpaksa tinggal di tempat pengungsian.


Hampir kebanyakan dari warga enggan untuk kembali ke desa Gigobang karena trauma.

Tim In-Depth Insertlive berusaha menjangkau lokasi desa Cigobang yang berjarak ratusan kilometer dari Ibu Kota Jakarta.

Jalanan yang ditempuh tim terbilang cukup sulit karena melewati ruas sempit dan berbatuan hingga tanah yang licin.

Tim kemudian mulai disambut dengan pemandangan alam yang asri dan hijau khas suasana pedesaan hingga masuk ke gerbang desa Gigobang.

Meski sudah memasuki gerbang, keberadaan desa Cigobang ternyata sulit untuk dilihat dengan kasat mata.

Namun, tim In-Depth baru menyadari sisa-sisa rumah yang porak-poranda akibat bencana saat melihat dari ketinggian.

Banyak kediaman warga yang kini lenyap dari pandangan mata karena rata tertimbun tanah.

Tak hanya rumah, banyak juga kendaraan milik warga yang ikut tertimbun longsor. Bahkan tim In-Depth juga sempat melihat sebuah mobil dengan kondisi rusak parah.

"Tadinya Mobil di situ, terjebak nggak bisa keluar, motor juga banyak tertimbun, bukan sedikit motor juga," ujar Juanda salah seorang warga yang ditemui tim In-Depth di Desa Cigobang, Banten, Sabtu (10/4).

Kondisi mengerikan dampak dari bencana yang menghantam desa Cigobang juga semakin terasa ketika tim menjumpai banyak barang anak-anak yang berserakan di tanah.

Sejumlah barang yang ditemukan berserakan di tanah itu mulai dari boneka, baju anak-anak, hingga buku-buku pelajaran sekolah.

Tim kami lantas berusaha untuk mengunjungi lokasi pengungsian warga desa Cigobang korban bencana alam.

Namun karena kondisi hari yang sudah petang dan hujan membuat kami singgah sementara di desa Cireuksa.

Desa Cireuksa juga menjadi salah satu desa yang terkena dampak bencana, tapi tak separah desa Cigobang.

Kami pun sempat menikmati suasana riang anak-anak yang bermain bola dengan kaki telanjang.

Keriangan ini menjadi sedikit pelipur lara bagi warga Desa Cireuksa untuk melupakan trauma karena bencana.

Tajudin salah satu warga di desa Cireksa masih ingat detik-detik ketika bencana banjir bandang dan tanah longsor menghantam pemukiman warga.

"Sampai subuh saya bangun, pas bangun tengok ke luar hujan gede banget, saya langsung ke samping, di Samping udah longsor, terus timbul air kayak tsunami. Pada saat ngungsi di mesjid," cerita Tajudin.

Keesokan harinya kami mulai melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi lokasi pengungsian warga desa Cigobang.

Begitu sampai di lokasi,  kondisi memprihatinkan warga desa Cigobang di pengungsian menjadi hal pertama yang kami saksikan. 

Sekitar ratusan warga hidup dan bernaung di saung beratap terpal serta beralas bambu dan tikar.

Kondisi hunian warga yang mengungsi terbilang tidak layak. Warga harus terus memperbaiki hunian sementara mereka tersebut karena memang tidak kuat dan dibangun dengan bahan seadanya.

Selain itu, warga juga bergotong-royong mendirikan mushola untuk beribadah secara swadaya.

"Nah ini Mushola tempat ngaji, kami beribadah, ini bikin sendiri, dibantu relawan.. alhamdulillah buat gotong toying sudah terwujud walaupun seadanya," ujar salah satu pengungsi bernama Syamsudin.

Syamsudin juga mengeluhkan soal nasib para warga yang kian hari kian tak jelas pascabencana.

Banyak warga merasa kesulitan untuk membayar tagihan listrik yang mencapai Rp200 ribu setiap minggu.

"Seandainya dari Kita usaha semampu kami, nggak ada patokan usaha ini itu. Cari kemana, biasanya cuman bertani yang ada.  Yang paling Kami butuhkan listrik, nggak kuat pembayarannya, bayangkan seminggu itu Rp200 ribu, Kali 2, 400 ribu, dibagi dari 60 KK di sini," keluh Syamsudin.

Syamsudin mengaku takut untuk kembali ke rumah miliknya yang sudah rata dengan tanah, ia pun sampai meneteskan air mata ketika mengenang masa-masa indah saat masih bisa tinggal di rumah miliknya.

Banyak warga yang juga tak punya banyak pilihan dan merasakan hal yang sama dengan Syamsudin. Mereka trauma dan berusaha bertahan hidup di pengungsian karena tak lagi punya rumah untuk pulang.

"Satu-satunya bertahan, kami tidak bisa keluar dari sini, kalau keluar diri sini tidak bisa, karena tidak punya tempat, kalau orang punya tempat sudah pindah lah," ungkap Syamsudin sambil menangis.

Trauma yang dirasakan Syamsudin dan ratusan warga lain bukan hanya soal bencana, melainkan juga soal hilangnya tempat tinggal untuk bernaung.

"Kami sangat membutuhkan rumah seperti yang dulu, yang kami takutkan setelah longsor, kami punya Rasa takut lagi, nggak punya tempat seperti dulu lagi," kata Syamsudin.

Warga desa Cigobang kini hanya bisa bertahan dengan hidup seadanya di tempat pengungsian.

Mereka hilang arah dan tak tahu kapan nasib mereka akan kembali membaik dan bisa melanjutkan hidup seperti dulu.

Meski begitu Syamsudin bersama ratusan warga lainnya berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyerah.

Hal yang terpenting di benak warga desa Cigobang adalah mengubah nasib anak-anak yang terkena dampak bencana.

"Terpaksa, Karena terpaksa kami tidak bisa keluar lagi, nggak mungkin kami bisa beli tempat seperti yang dulu lagi. Kami sudah seperti ini, jangan sampai anak-anak seperti kami lagi, alhamdulillah anak itu diusahakan sebisa dan sebaik mungkin. Kami ingin memperbaiki anak-anak agar bisa sekolah, mengaji. Kami bergotong royong," urainya. 

(ikh/syf)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
IN-DEPTH INSERTLIVE
Jalan Panjang Asep Brimob untuk Pulang ke Kampung Halaman
Sabtu, 27 Mar 2021 20:00 WIB
IN-DEPTH INSERTLIVE
Kontroversi Ramalan, Mbak You Tertekan karena Kerap Disebut Orang Gila
Minggu, 21 Mar 2021 20:00 WIB
In-Depth Insertlive
Jejak Karier Tessy, Jadi Tentara hingga Diejek karena Peran Pria Kemayu
Sabtu, 13 Mar 2021 20:00 WIB
In-Depth Insertlive
Kisah Tessy, Percobaan Bunuh Diri Minum Racun Usai Terjerat Narkoba
Sabtu, 13 Mar 2021 19:00 WIB
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK