Jakarta, Insertlive -
Kabar duka datang dari pendakwah kondang Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia hari ini, Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB di RS Yarsi.
Kepergian Syekh Ali Jaber pertama kali diketahui publik lewat unggahan terbaru dari Ustaz Yusuf Mansur.
"Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon do'anya...," tulis Ustaz Yusuf Mansur.
Ustaz Yusuf Mansur juga menambahkan bahwa pendakwah kondang itu meninggal dunia usai dinyatakan negatif dari virus COVID-19.
"Benar Syeikh Ali wafat. 08.30, sudah dalam keadaan negatif covid. Di RS. Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta," sambung Ustaz Yusuf Mansur.
Kepergian Syekh Ali Jaber membuat publik serta banyak publik figur Tanah Air berduka. Banyak orang mengingat bagaimana sikap bersahaja Syekh Ali Jaber dalam mengisi berbagai dakwah serta ceramah.
Berikut, Insertlive rangkumkan ceramah-ceramah dari Syekh Ali Jaber.
[Gambas:Video Insertlive]
Dalam suatu dakwah, Syekh Ali Jaber pernah mengungkapkan bahwa ia telah menulis surat wasiat di mana dalam orasinya ia menyebut telah membeli sebuah kain kafan dan siap meninggal di Indonesia.
"Saya semalam sudah menulis surat wasiat, walaupun saya lahir di Madinah, tapi saya siap mati di Indonesia. Bahkan saya sudah membeli kain kafan. Saya bilang, jangan tunggu saya pulang sampai persoalan ini dituntaskan,” ujarnya, dikutip dari tayangan YouTube yang beredar.
Tak hanya itu, dalam dakwahnya, Syekh Ali Jaber juga minta dimakamkan di Lombok. Ia bahkan telah menyiapkan lokasi pemakamannya.
"Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman. Karena ada ceritanya. Pertama saya berjuang di Indonesia memang di Lombok, anak saya lahir di Lombok. Kakek saya meninggal mati syahid melawan penjajah Jepang di Lombok. Bahkan ayah dari ibu saya sendiri termasuk dia juga kelahiran Indonesia di Bumiayu dan adiknya juga kelahiran Lombok," ujar Syekh Ali Jaber.
"Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok," sambungnya.
Dalam ungkapan duka atas kepergian Syekh Ali Jaber, Teuku Wisnu sempat membahas soal salah satu dakwah Syekh Ali Jaber terkait amal jariyah.
"Bahagialah dia yang bisa membuka buku amalannya, walaupun dia mati tapi terus disalurkan pahalanya. Sedekah jariyahnya tidak terputus," ujar Syekh Ali Jaber di salah satu tayangan YouTube.
"Kalau memang Allah memberi banyak karunia, ternyata salat malam salah satu tujuannya apa? berbalas budi kepada Allah," sambungnya.
Dikenal sebagai penghapal Al-Quran terbaik, dalam setiap dakwahnya, Syekh Ali Jaber selalu mengingatkan publik bagaimana pentingnya Al-Quran.
"Alquran untuk dipelajari, untuk dihafal. Saya memiliki harapan yang sangat tinggi. Insha Allah Indonesia sepanjang apapun kegelapan, sepanjang apapun kegelapan, kedzaliman, sepanjang apa pun kehilangan keadilan, Insha Allah akan datang terbitnya matahari adil dan bisa menjadi negeri Alquran," tuturnya, dikutip dalam salah satu tayangan YouTube.
Saking cintanya dengan Al-Quran, Syekh Ali Jaber bahkan sempat berpesan kepada sang istri bahwa ia ingin meninggal dengan pegangan teguh bersama Al-Quran.
"Dan saya selalu berkata sama istri, kalau saya mati itu pun karena saya bersama Alquran. Yang bersama Alquran tidak akan merugi, berkah rezekinya, berkah umurnya, terjamin kebahagiaan," ujar ulama kondang ini.
(dis/fik)