Kolom

Nanti Kita Cerita tentang 2020

kmb | Insertlive
Kamis, 31 Dec 2020 09:30 WIB
Esai Komario Bahar Foto: Nanti Kita Cerita tentang 2020 (Esai Komario Bahar/ Ilustrasi: Fandrey N)
Jakarta, Insertlive -

Hari terakhir di 2020, ada baiknya saya melengkapi laman daring ini dengan esai pamungkas. Selain sudah lama vakum mengisi draft esai lantaran banyak proyek iklan yang makin deras tiga bulan belakangan, rasa-rasanya memang nggak lengkap jika tutur literatur enteng ini tak dipaparkan.

Well, jika kalian memang sudah akrab dengan pemilihan judul saya yang terinspirasi judul film, saya pasrah, rasa-rasanya tajuk ini sebelumnya jadi tajuk yang sama di selasar selancar kalian di internet, baik itu di medsos mau pun sedang tak sengaja lihat-lihat YouTube.

Agak merasa lucu juga ketika melihat salah satu brand fesyen menggunakan tajuk yang sebenarnya sudah saya rancang dari tengah tahun, tapi tak apalah, saya harap isi membedakan jelas punya saya dengan lainnya.

ADVERTISEMENT

2020 memang tahun paling beda. Diwarnai jebakan hujan deras di 31 Desember sampai 1 Januari 2020-nya, epidemi virus baru yang kini sudah jadi sindemik --jangan ketinggalan karena masih menyebutnya pandemi--. Sisanya Anda paham betul sebab-sebab dari segala gilanya hal yang terjadi di 2020 ini.

Makin beda lagi karena habib Rizieq Shihab memilih pulang segala ke Tanah Air juga baru terjadi di tahun ini. Rasa-rasanya kepulangan Rizieq pastilah bikin kaleidoskop media massa makin marak dihiasi wajah sang imam besar FPI (katanya sekarang namanya Front Persatuan Indonesia) sebagai ilustrasi utama. 

Merangkum warta paling heboh 2020 cukup mudah. Banjir maha dahsyat di awal tahun, gaduhnya kekacauan akibat virus baru, merasakan resesi lagi, dai besar akhirnya mudik ke Indonesia, lalu geger klip syur Gisel Anastasia yang sungguh mencuri semua atensi.

Buat saya pribadi, 2020 memang takkan pernah terlupa, tapi bukan karena segala hal-hal tadi. Ini personal. Pertama, saya dipindahtugaskan setelah 12 tahun berkarier di lingkup detikcom (detiknews, detikhot) ke situs kecintaan saya sekarang ini. Lalu, kakak saya di luar negeri kena PHK pertama kalinya dari perusahaan.

"Iya nih, seumur-umur jadi akuntan di sini baru kena PHK sekarang doang," kakak lelaki saya bertutur, nadanya tak mengeluh, justru lebih ke arah agak takjub dengan efek Corona.


Anak tertua ini memang sejak kuliah di Sydney. Si anak kebanggaan orang tua. Karenanya ketika sebenarnya sudah masuk UI tapi gagal STAN, almarhum ayah saya tetap memilih mengirimnya ke luar Indonesia.

Sejak kuliah, ia sungguh mandiri. Kerja paruh di pabrik sampai jadi asisten koki --yang pasti rangkap cuci piring-- di kedai pun pernah dijalani sembari kuliah akuntansi.

Sekali lagi, ia si anak kebangaan. Mungkin kalau ayah saya masih hidup, ia sulit menerima bahwa putra sulungnya yang sejak awal 2000-an menetap di negeri orang diberhentikan kantornya.

"Emang beda sih bang, bapak gue meninggal di tahun ini," ucap Fandrey, tim desain InsertLive yang bertanggung jawab juga pada cover esai ini.

Wabah ini memang ngehek. Saya baru pertama kali benar-benar merasa kayak dalam film zombie di tiga bulan pertama kita akhirnya kenalan dengan istilah WFH. Setiap Satpol PP keliling depan rumah pakai megafon dengan peringatan jangan keluar rumah, itu adalah perasaan yang sulit digambarkan.

Aneh. Asing. Rasa was-was dan hal-hal tentang kengerian di tahun ini memang baru dirasakan banyak orang di muka bumi.

Kita di Indonesia lalu resesi, eh semuanya masih ditambah lagi nuansa horor bahwa virus anyar ini bermutasi jadi varian baru. Bak kopi susu kekinian dengan campuran gula aren, Corona sudah begitu banyak rasa dan kelasnya.

Tapi anehnya, selain semua kengerian itu, saya masih merasa 2020 masih sama saja. Mohon maaf lagi, kalau ada fitur yang lebih megah dari bold dan italic rasa-rasanya pasti sudah saya pakai untuk kata 'sama saja'.

2020 tetap terasa berlalu cepat. Tanda pengingat kenangan atau notif foto soal memories di ponsel saya sudah muncul tanpa saya sadari.

Ketika kasus Gisel dengan klip panas bareng mas-mas MYD tampak seolah menyemarakkan lagi ingar-bingarnya kompleksitas 2020, saya cuma mau bilang: selamat tinggal 2020, semoga di 2021 kita yang masih selamat terus kuat untuk bisa mengucapkan selamat tahun baru lagi di tahun-tahun selanjutnya.

Dan ya, kita memang pasti cerita tentang 2020 nantinya. Pasti...

Komario Bahar 

Redaktur Pelaksana InsertLive

 

[Gambas:Video Insertlive]



(kmb/kmb)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER