Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Intip Suka Duka Pejuang Garda Terdepan COVID-19

Inkana Izatifiqa R Putri | Insertlive
Sabtu, 14 Nov 2020 18:00 WIB
Intip Suka Duka Pejuang Garda Terdepan COVID-19 (Foto: Unsplash / Martin Sanchez)
Jakarta, Insertlive -

Pandemi COVID-19 memberi dampak terhadap berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Sektor kesehatan pun menjadi salah satu yang paling terancam.Sejak awal mewabahnya COVID-19 di Indonesia, para tenaga kesehatan seakan menjadi pahlawan penyelamat ratusan ribu jiwa masyarakat Indonesia.

Tak hanya Nakes, para relawan, anggota TNI dan POLRI, para petugas mobil ambulance, para petugas laboratorium juga menjadi pahlawan di masa pandemi. Seperti halnya, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Marinir Muhammad Arifin yang turun langsung menangani pandemi COVID-19.

Adapun tugas pertama TNI berawal dari misi merelokasi mahasiswa Indonesia dari Wuhan ke Kepulauan Natuna. Selanjutnya, TNI diberi misi menangani Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia dari kapal pesiar Diamond Princess.


Bahkan, hingga saat ini tim TNI bersama POLRI, Nakes, dan relawan masih terus bahu-membahu dalam mengelola Rumah Sakit Darurat COVID-19, salah satunya adalah RSDC Wisma Atlet.

"Kendala-kendalanya banyak. Tapi, karena kita kebetulan punya pengalaman bagaimana menangani pasien COVID-19 secara psikologis di Natuna dan Sebaru, ini menjadi modal awal kita untuk melaksanakan tugas di RSDC Wisma Atlet. Bagaimana kita mendukung para pasien COVID-19 ini supaya mentalnya tidak jatuh," ujarnya dikutip dari situs covid.go.id, Sabtu (14/11/2020).

Hal ini ia sampaikan dalam acara Dialog Produktif Komite Penangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama 'Berjuang dan Berbakti Menyembuhkan Negeri dari Pandemi', Selasa (10/11).

Arifin bercerita awalnya menerapkan protokol kesehatan di RSDC Wisma Atlet bukanlah hal mudah. Pemahaman untuk menerapkan protokol kesehatan di kalangan para pasien sangat rendah. Belum lagi gangguan secara mental membuat pasien stress hingga timbul keinginan untuk bunuh diri.

"Timbulnya tekanan pada diri pasien karena berkali-kali diuji Swab tidak menunjukkan hasil yang baik. Apalagi saat itu kondisinya sedang bulan puasa, pasien ingin pulang untuk lebaran di kampungnya, tapi karena tidak bisa pulang justru menambah beban pikiran," katanya.

Meskipun demikian, Arifin yakin kepercayaan yang diberikan adalah sebuah kehormatan.

Bukan hanya Arifin, keinginan untuk membantu sesama juga membawa seorang dokter muda, dr. Aulia Giffarinnisa, asal Sulawesi Selatan ke Wisma Atlet. Ia dengan suka rela mengajukan diri menjadi dokter di RSDC Wisma Atlet, walaupun keinginannya sempat tak diizinkan orang tuanya.

"Dari April sudah ingin bergabung ke Wisma Atlet, tapi orang tua baru memberi izin di bulan Agustus. Pada September akhirnya mulai bergabung ke Wisma Atlet", katanya.

Selama menjadi garda terdepan, salah satu tantangan di RSDC adalah wajib menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Bekerja selama 8-9 jam menggunakan APD, memang capek dan melelahkan. Persoalannya energi kita terkuras. Satu, karena panas, kedua perlu mengatur nafas, soalnya (pakaian APD) dirangkap-rangkap, terus tertutup semua," paparnya.

Selain dr. Aulia, seorang perawat asal Lampung, Lia Gustina juga mengajukan diri menjadi perawat di RSDC Wisma Atlet.

"Jadi saya juga merasa terpanggil saja. Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya terjun ke lapangan. Apa benar semenakutkan seperti yang ada dalam berita. Waktu itu keluarga juga melarang, apalagi saya punya anak kecil 2. Awalnya suami khawatir, tapi karena tekad saya keras, saya terus menyampaikan tekad ingin berangkat, dan akhirnya keluarga mengizinkan," katanya.

Meski penuh risiko, para nakes dan relawan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kesembuhan para pasien. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang kuat guna menekan angka kasus COVID-19.

"Perlu sinergi yang kuat bersama masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M secara satu kesatuan. Hal ini merupakan langkah bersama yang dapat dilakukan untuk menekan dan mencegah penularan dan membantu memperlambat laju pandemi COVID-19 di Indonesia agar tidak menjadi lebih tinggi lagi, sambil menunggu vaksin siap disediakan," pungkasnya.



(yoa/yoa)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK