Jangan Lalai Jaga Jarak, Peneliti Ungkap Efek Jangka Panjang Covid-19

SYF | Insertlive
Minggu, 08 Nov 2020 18:54 WIB
Sejumlah tahanan di penjara Bekasi menjalani tes swab. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona di penjara. Jangan Lalai Jaga Jarak, Peneliti Ungkap Efek Jangka Panjang Covid-19 Foto: Agung Pambudhy
Jakarta, Insertlive -

Indonesia masih berjuang memutus rantai penularan virus Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China tersebut. 

Aturan protokol kesehatan pun telah ditegakkan agar seluruh masyarakat mengaplikasikan gaya hidup baru 3M memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dari kerumunan. 

Protokol kesehatan untuk melindungi diri dari terinfeksi virus corona ini harus menjadi prioritas utama. Pasalnya, berdasarkan penelitian terkini mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi memiliki efek jangka panjang pada kesehatannya. 

ADVERTISEMENT

Penelitian pada jenazah pasien Covid-19 mengungkapkan petunjuk baru mengenai adanya kerusakan paru-paru akibat infeksi virus corona. 

Temuan tersebut menjelaskan kenapa banyak pasien mengalami long covid.

Long covid merupakan fenomena yang dialami beberapa pasien. Jadi, pasien tetap mengeluhkan berbagai gejala khas Covid-19 hingga beberapa bulan setelah dinyatakan sembuh.

Jurnal eBioMedicine menguraikan bahwa para ilmuwan menyimpulkan adanya karakteristik unik pada SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, yang membuat pasien mengalami gejala hingga jangka panjang.

Penemuan tersebut diperoleh dari analisis terhadap 41 pasien yang meninggal karena Covid-19 di University Hospital of Trieste, Italia. Pasien menunjukkan ada kerusakan khas pada paru-paru.


Lebih kurang 90 persen mengalami dua karakteristik yang membedakannya dari pneumonia pada umumnya. Pertama, ada penggumpalan darah meluas pada arteri dan vena jantung atau thrombosis. Kedua, beberapa sel paru membesar dengan tidak normal.

"Temuan ini mengindikasikan bahwa COVID-19 tidak sesimpel penyakit yang disebabkan oleh kematian sel terinfeksi tetapi kemungkinan adalah konsekuensi dari ketidaknormalan sel yang berlangsung lama di dalam paru," kata Prof Mauro Giacca dari King's College London, dikutip dari Sciencedaily.

 

[Gambas:Video Insertlive]



(syf/syf)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER