Donald Trump Marah Besar, Tuding Ditipu Fans K-Pop dan TikTokers

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja menggelar kampanye di Tulsa, Oklahoma, tetapi dia harus kecewa karena pendukung yang datang tidak sampai 50 persen.
Kabarnya pihak perwakilan Donald Trump menyalahkan media yang menyiarkan pada masyarakat untuk menghindari rapat umum dan pertemuan akbar untuk terhindar dari infeksi virus corona Covid-19.
Selain itu, mereka juga menuding TikTokers dan fans K-Pop telah mengecoh tim kampanye Donald Trump.
Kabarnya, TikTokers dan fans K-Pop membeli tiket kampanye Donald Trump di Tulsa dalam jumlah besar untuk mengecoh Trump agar berpikir acara tersebut bakal dipenuhi oleh pendukung.
Anggota kongres Alexandria Ocasio-Cortez perwakilan dari New York percaya bahwa kaum remaja benar telah menyabotase kampanye Trump.
Alexandria bahkan mendukung para remaja apabila tuduhan tersebut benar.
"Sebenarnya Anda (Donald Trump) baru saja dikecoh oleh remaja TikTok yang 'membanjiri' kampanye Trump dengan pemesanan tiket palsu dan menipumu agar percaya sejuta orang menginginkan supremasi kulit putih terbuka. Mereka membuatku bangga," ungkap Alexandria berdasarkan laporan Time.
Namun, pihak Donald Trump menyangkal bahwa kampanye mereka telah mendapatkan tipu daya TikTokers dan penggemar K-Pop.
Brad Prascale salah satu perwakilan tim kampanye Donald Trump menuturkan opininya mengenai hal tersebut.
"Wartawan yang dengan gembira menulis tentang penggemar TikTok dan K-Pop, tanpa menghubungi tim kampanye untuk memberikan penjelasan telah berperilaku tidak profesioanal dan menipu (pembaca) dengan sandiwara itu," pungkas Brad.
-
donald trump
Donald Trump
Selengkapnya - kpop
- tiktok
- donald trump ancam perang dagang
- korea

Bintang Porno Ini Seret Donald Trump dalam Dakwaan Kasus Suap
Jumat, 31 Mar 2023 18:45 WIB
Komentar Menohok Donald Trump soal Meghan Markle Permalukan Inggris
Rabu, 01 Dec 2021 20:12 WIB
Kampanye Sepi Pendukung, Donald Trump Geram & Salahkan Virus Corona
Senin, 22 Jun 2020 13:09 WIB
George Lopez Akui Komentar Membunuh Donald Trump Hanya Lelucon
Selasa, 07 Jan 2020 09:08 WIBTERKAIT