Perjalanan Karier Didi Kempot The Godfather of Broken Heart Sobat Ambyar

nap | Insertlive
Selasa, 05 May 2020 11:36 WIB
Warga memasuki gerbang Keraton Solo, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Jakarta, Insertlive - Penyanyi legendaris campur sari Indonesia Didi Kempot meninggal dunia pada hari Selasa (4/5) di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.

Penyebab kematian sang penyanyi yang mendapat julukan The Godfather of Broken Heart diduga karena serangan
 jantung.

Didi Kempot yang dikenal sebagai maestro campur sari mengawali karier dengan banyak rintangan dan perjuangan yang tidak mudah. 

ADVERTISEMENT

Pengalaman berharga menjadi pengamen jalanan telah mendorongnya untuk semakin lebih dekat dengan kesuksesan. 

Satu per satu proses menuju kesuksesan dia jalani sampai akhirnya berhasil mempopulerkan sebuah lagu yang membawanya mengembangkan karier di Benua Amerika pada tahun 90-an. 

Jangan lewatkan cerita inspiratif Didi Kempot pada halaman berikut!

[Gambas:Video Insertlive]







Pasti tidak ada yang mengetahui bahwa Didi Kempot lahir dari keluarga seniman.

Ia adalah anak dari salah satu seniman tradisional Indonesia yang terkenal yaitu Ratno Edi Gudel.

Didi Kempot juga merupakan adik personel grup lawak Srimulat yaitu Mamiek Prakoso.

Dalam sebuah perbincangan dengan CNN Indonesia, mendiang Didi Kempot sebut dirinya dan Mamiek sangat dekat.

Bahkan, Mamiek sering kali memuji Didi, dia sangat menyukai Pantai Klayar milik sang adik.

Saat itu, Mamiek sebut lagu Didi bagus dan bisa sukses.

"Mamiek sering memuji saya, 'wah lagumu bagus'. Kasih dukungan terus. Sampai saya tua pun masih terus memberikan dukungan. Jadi ia ingin adiknya baik. Itu yang saya ingat," kata Didi.
Lahir dari keluarga seniman, Didi Kempot baru meniti kariernya pada tahun 1984.

Didi kala itu sangat menyukai menonton teater Surakarta dan tergerak untuk mengekspresikan diri menjadi seorang seniman. 


Pada tahun 1987, Didi merantau ke Jakarta. Kerasnya Ibu Kota dan tingginya persaingan di ranah seni membuat Didi sempat mencicipi pahitnya menjad pengamen jalanan.

Didi pun membuat sebuah grup musik bernama Kelompok Pengamen Trotoar (Kempot)

Nama 'Kempot' juga diambil dari singkatan grup tersebut.

"Saya sempat menjadi penyanyi jalanan, adalah Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar artinya penyanyi jalanam waktu itu," ucap Didi Kempot.


Pada tahun 1989, barulah Didi mencoba rekaman dan meluncurkan album pertamanya di tahun 1989. Lagu yang paling terkenal miliknya hingga saat ini adalah Cidro.
Perjuangannya merantau dan berkarier di Jakarta membuahkan hasil. 

Didi Kempot dan grup musiknya juga berhasil tampil di Amerika Selatan.

Awalnya, Mamiek sang kakak dihubungi oleh Is Haryanto bahwa Didi Kempot dicari oleh orang Suriname.

"Mas Mamiek dihubungi lewat pager oleh Is kalau saya dicari orang Suriname," ungkap Didi. 

Keberhasilan lagu Cidro, tanpa disadari Didi, ternyata telah mengudara hingga ke seberang benua. 

Pada tahun 1996, Didi bertolak ke Suriname untuk manggung dan bertemu para penggemarnya. 

Didi menghabiskan 2 tahun di Suriname dan berhasil merilis 10 album musik, padahal satu album pun belum pernah dia produksi di Indonesia.
Perjuangan Didi Kempot selama 30 tahun berkarier mengaktualisasikan bakat di ranah seni dengan lagu-lagu yang menyayat hati membuatnya mendapat gelar The Godfather of Broken Heart. 

Penggemar Didi Kempot unikny datang dari berbagai generasi, tak sedikit yang masih berusia muda, Didi Kempot memanggil mereka dengan sebutan Sad Boys dan Sad Girls. 

Nama komunitas penggemar Didi Kempot pun terdengar lucu dan satir, yakni Sobat Ambyar.  

Tak hanya itu, Didi Kempot juga sering kali dipanggil dengan sebutan Lord Didi.

"Ini efek dari lagu yang sudah saya ciptakan 30 tahun lalu. Banyak anak muda yang baru tahu lagu-lagu itu buatan saya," kata Didi Kempot dalam sebuah wawancara pada 2019.
(nap/syf)
1 / 5
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER