Membongkar Rahasia Vietnam Sembuhkan 16 Warga Positif Virus Corona
Selasa, 03 Mar 2020 12:02 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai
Indonesia tengah dilanda kepanikan setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pernyataan bahwa dua orang warga Depok, Jawa Barat, telah positif virus corona.
Pernyataan tersebut menciptakan kehebohan di ranah publik.
Bahkan, tak sedikit yang segera memborong bahan makanan, masker, dan produk pendukung higienis, tanpa memikirkan saudara sebangsa lainnya yang juga sama membutuhkannya.
Virus corona yang telah menelan banyak korban ini ternyata memiliki potensi besar untuk disembuhkan.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Vietnam mengutip Vu Duc Dam Wakil Perdana Menteri mengatakan bahwa 16 pasien positif COVID-19 tersebut telah keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh, termasuk yang berusia 73 tahun.
Kemudian, selama 15 hari terakhir, pemerintah setempat mendeteksi tidak ada infeksi baru semenjak laporan terakhir 13 Februari 202 dan sebuah desa di Hanoi Utara dievakuasi selama 20 hari.
"Jika pertempuran COVID-19 adalah perang, maka kami telah memenangkan putaran pertama tetapi tetap harus waspada karena situasinya sangat tidak terduga," kata Menteri Kesehatan Vietnam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyerukan bahwa keberhasilan sebuah negara dalam mengatasi virus corona membutuhkan respons cepat pemerintah terhadap keadaan darurat, terutama pada tahap krisis awal.
Bagaimana cara Vietnam menyembuhkan 16 warga terinfeksi virus corona?
"Belum ada obat untuk virus ini. Kami mengandalkan prinsip-prinsip dasar," kata Nguyen Thanh Long, Wakil Menteri Kesehatan, pada konferensi persi di Hanoi awal Februari setelah Vietnam melaporkan 10 kasus virus corona COVID-19.
Dia menambahkan bahwa pemerintah dengan tegas menginstruksikan petugas kesehatan untuk mengikuti beberapa protokol dalam menganalisis minfeksi dan tingkat keparahan.
Pertama, dokter wajib mengobati gejala virus corona pada pasien, seperti demam.
Kedua, pasien menjalani diet ketat dan bergizi.
Ketiga, menurut Nguyen, adalah memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.
Semua itu berjalan lewat pengawasan ketat dan monitor pemerintah secara intens.
Dr Kidong, perwakilan WHO di Vitetnam, menghubungkan keberhasilan mereka dengan proaktif dan konsistensi pemerintah selama masa krisis.
Mimpi buruk Vietnam terhadap virus corona berawal ketika dua warga negara China di Kota Ho Chi Min pada 23 Januari, hari pertama perayaan Tahun Baru Imlek.
Vietnam secara resmi menyatakan dilanda epidemi virus corona pada 1 Februari 2020.
"Vietnam telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah dengan lebih intensif melakukan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan, dan pengendalian infeksi. Mereka menjalalani manajemen kasus dengan baik di fasilitas kesehatan. Mereka sukses melakukan kolaborasi multi-sektoral," Park, pejabat WHO, kepada Al Jazeera.
(syf/syf)
VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Andhika Gumilang Nyaris Mati Perkara Minum Cuka Setengah Gelas
Kamis, 16 Jun 2022 17:10 WIB
Sudah Vaksin? Raih Kesempatan Menang MacBook
Jumat, 24 Sep 2021 19:56 WIB
Sopir Positif Covid-19, Nia Ramadhani Siapkan Kamar VIP
Kamis, 18 Mar 2021 10:49 WIB
Alami Anosmia karena Corona, Keluarga Ini Tak Tahu Rumahnya Terbakar
Rabu, 20 Jan 2021 14:27 WIB
Dewi Perssik Donor Plasma Darah untuk Pasien Kritis COVID-19
Senin, 18 Jan 2021 12:14 WIB
FOTO TERKAIT
POPULER
RA Kartini Award 2025
Dewi Aryani Suzana Jadi Visionary Leader, Bawa Inovasi Keselamatan Publik
DETIKNETWORK