Kolom
Epidemi Memilukan dari New Delhi

Jakarta, Insertlive - "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujurat: 13).
Tulisan ini adalah sudut pandang pribadi saya atas isu yang mengerikan sekaligus memilukan sepekan ini. Kebetulan beberapa artis Indonesia ikut menyuarakan kepedihan yang terjadi di timur laut New Delhi, India.
Arie Untung misalnya. Dia menyoroti konflik umat Hindu dan Islam lantaran dipicu UU Amendemen Kewarganegaraan yang baru dikeluarkan oleh Parlemen India.
Dalam unggahan yang saya penggal, Arie begitu kecewa dengan banyaknya kematian umat muslim akibat konflik agama yang dilatarbelakangi UU Kewarganegaraan.
"Apa salah saudara2 kami? pembunuhan penyiksaan pembantaian jika hidup sebagai muslim minoritas. Adakah ajaran kelembutan juga ada di kepercayaan kalian?" potongan tulisan Arie yang saya ambil di Instagramnya. Unggahannya dimuat beberapa belas jam yang lalu.
Di saat dunia tengah dalam kondisi gawat darurat memerangi epidemi dari Wuhan, China bernama Corona/COVID-19 yang merenggut begitu banyak nyawa, sebuah epidemi bernama 'konflik agama' juga tengah terjadi di Ibu Kota India akibat UU yang dicap sebagai UU antimuslim tersebut.
Parahnya, konflik umat Hindu dan Islam di New Delhi ini merenggut banyak nyawa tak kurang dari sepekan demonstrasi meluap ke permukaan.
Puluhan umat muslim di sana tewas akibat kerusuhan tersebut. Mereka bersitegang dengan umat Hindu dengan saling melempar batu. Makin miris ketika sekelompok jamaah yang sedang salat dilempari batu karena masalah ini.
Sharafat Ali, warga New Delhi yang sedang menjalankan salat mengatakan bahwa pembakaran sudah terjadi karena tindakan sejumlah oknum saat mereka sedang melaksanakan ibadah.
Bak penyakit yang menular begitu cepat, kemarahan dan keberingasan antarpemeluk agama ini semakin mengarah ke satu kata: brutal.
Padahal awalnya ini dipicu demonstrasi kecil. Namun menjadi besar ketika umat Islam dan Hindu mulai saling melempar batu.
Ultranasionalis Hindu menyerang peserta aksi damai yang menuntut amendemen UU kewarganegaraan hingga bentrokan berakhir dengan pertumpahan darah.
Melansir Aljazeera, awal meledaknya horor kerusuhan itu terjadi pada Selasa (25/2). 11 orang tewas termasuk satu aparat yang tengah bertugas.
Dan sampai Jumat (28/2) kemarin, korban bertambah banyak. 30 orang yang diidentifikasi kebanyakan muslim tewas. Namun menengok update dari AP, konon 50 orang dipastikan mati dan ratusan lainnya terluka akibat bentrokan ini.
Segerombolan orang berteriak di depan masjid. Gilanya, masjid itu kemudian dibakar dan bahkan dilecehkan dengan memberi plang 'dijual' usai hangus. Bangunan ambruk dan luluh-lantak. Amukan tak cuma mengarah di tempat ibadah, rumah dan mobil di kawasan itu juga jadi sasaran.
Seketika semuanya berubah menjadi konflik sektarian. Ratusan tokoh di India (setidaknya 700-an) dari ahli hukum, politik sama tokoh agama menentang RUU terbaru yang dikeluarkan sang pemangku kekuasaan di India. Bahkan Anggota DPR RI dari Komisi I Fraksi PKS, Sukamta turut mengutuk pengesahan UU ini karena sarat diskriminasi umat Islam.
Mereka mengecam kebijakan yang dikeluarkan Presiden India, Ram Nath Kovind saat menyetujui Amendemen tersebut pada 14 Desember 2019.
Dan hanya dua bulan dari langkah itu, bentrokan di India benar-benar pecah dan sampai ke titik nadirnya baru-baru ini.
Bagi Anda yang masih bingung, inti dari UU baru itu adalah memberikan kewarganegaraan India kepada para imigran dari negara-negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan, Bangladesh. Tapi perlakuan itu sama sekali tak diperoleh warga yang memeluk islam.
Aksi damai umat Islam di India awalnya didasari rasa cemas karena bisa saja kewarganegaraan mereka tak diakui lantaran revisi UU-nya begitu rentan bagi umat muslim di sana --terlebih jika mereka adalah imigran ilegal dari negara tetangga tersebut--.
Menukil CNN, konflik ini terlalu berakar pada konflik filosofis yang mendarah daging sejak India berpisah dengan Pakistan. Namun anehnya baru meledak lagi setelah lama Islam dan Hindu hidup harmonis di India.
Bergejolaknya India begitu memilukan. Dari 1 miliar penduduk pemeluk Hindu di sana, ada 200 juta orang muslim.
Bagi saya yang pernah melancong ke India dengan mengunjungi New Delhi, Agra serta Jaipur (dua nama terakhir adalah dua kawasan muslim terbanyak di India) begitu terkejut dengan kejadian memilukan ini. India dipenuhi orang ramah dengan toleransi tinggi di perspektif saya --meski harus diakui pula bahwa kriminalitas dan kasus pelecehan seksualnya masih terus jadi pekerjaan rumah berat pemerintah--.
Pengalaman itu saya dapatkan selama ikut syuting salah satu film Indonesia di sana. Karenanya pertikaian dari konflik metropolis terbesar ketiga India ini haruslah tamat.
Ini haruslah jadi 'epidemi' singkat yang tidak boleh ada lagi di kemudian hari. India pun mengakui ini adalah kerusuhan berdarah paling parah selama beberapa dekade terakhir.
Corona dan apa yang terjadi di India. Tak kurang dan tak lebih, sama bikin sedihnya.
Komario Bahar
Redaktur Pelaksana !nsertlive (kmb/kmb)
Tulisan ini adalah sudut pandang pribadi saya atas isu yang mengerikan sekaligus memilukan sepekan ini. Kebetulan beberapa artis Indonesia ikut menyuarakan kepedihan yang terjadi di timur laut New Delhi, India.
Arie Untung misalnya. Dia menyoroti konflik umat Hindu dan Islam lantaran dipicu UU Amendemen Kewarganegaraan yang baru dikeluarkan oleh Parlemen India.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahan yang saya penggal, Arie begitu kecewa dengan banyaknya kematian umat muslim akibat konflik agama yang dilatarbelakangi UU Kewarganegaraan.
"Apa salah saudara2 kami? pembunuhan penyiksaan pembantaian jika hidup sebagai muslim minoritas. Adakah ajaran kelembutan juga ada di kepercayaan kalian?" potongan tulisan Arie yang saya ambil di Instagramnya. Unggahannya dimuat beberapa belas jam yang lalu.
![]() |
Di saat dunia tengah dalam kondisi gawat darurat memerangi epidemi dari Wuhan, China bernama Corona/COVID-19 yang merenggut begitu banyak nyawa, sebuah epidemi bernama 'konflik agama' juga tengah terjadi di Ibu Kota India akibat UU yang dicap sebagai UU antimuslim tersebut.
Parahnya, konflik umat Hindu dan Islam di New Delhi ini merenggut banyak nyawa tak kurang dari sepekan demonstrasi meluap ke permukaan.
Puluhan umat muslim di sana tewas akibat kerusuhan tersebut. Mereka bersitegang dengan umat Hindu dengan saling melempar batu. Makin miris ketika sekelompok jamaah yang sedang salat dilempari batu karena masalah ini.
Sharafat Ali, warga New Delhi yang sedang menjalankan salat mengatakan bahwa pembakaran sudah terjadi karena tindakan sejumlah oknum saat mereka sedang melaksanakan ibadah.
Bak penyakit yang menular begitu cepat, kemarahan dan keberingasan antarpemeluk agama ini semakin mengarah ke satu kata: brutal.
![]() |
Padahal awalnya ini dipicu demonstrasi kecil. Namun menjadi besar ketika umat Islam dan Hindu mulai saling melempar batu.
Ultranasionalis Hindu menyerang peserta aksi damai yang menuntut amendemen UU kewarganegaraan hingga bentrokan berakhir dengan pertumpahan darah.
Melansir Aljazeera, awal meledaknya horor kerusuhan itu terjadi pada Selasa (25/2). 11 orang tewas termasuk satu aparat yang tengah bertugas.
Dan sampai Jumat (28/2) kemarin, korban bertambah banyak. 30 orang yang diidentifikasi kebanyakan muslim tewas. Namun menengok update dari AP, konon 50 orang dipastikan mati dan ratusan lainnya terluka akibat bentrokan ini.
Segerombolan orang berteriak di depan masjid. Gilanya, masjid itu kemudian dibakar dan bahkan dilecehkan dengan memberi plang 'dijual' usai hangus. Bangunan ambruk dan luluh-lantak. Amukan tak cuma mengarah di tempat ibadah, rumah dan mobil di kawasan itu juga jadi sasaran.
Seketika semuanya berubah menjadi konflik sektarian. Ratusan tokoh di India (setidaknya 700-an) dari ahli hukum, politik sama tokoh agama menentang RUU terbaru yang dikeluarkan sang pemangku kekuasaan di India. Bahkan Anggota DPR RI dari Komisi I Fraksi PKS, Sukamta turut mengutuk pengesahan UU ini karena sarat diskriminasi umat Islam.
Mereka mengecam kebijakan yang dikeluarkan Presiden India, Ram Nath Kovind saat menyetujui Amendemen tersebut pada 14 Desember 2019.
Dan hanya dua bulan dari langkah itu, bentrokan di India benar-benar pecah dan sampai ke titik nadirnya baru-baru ini.
Bagi Anda yang masih bingung, inti dari UU baru itu adalah memberikan kewarganegaraan India kepada para imigran dari negara-negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan, Bangladesh. Tapi perlakuan itu sama sekali tak diperoleh warga yang memeluk islam.
Aksi damai umat Islam di India awalnya didasari rasa cemas karena bisa saja kewarganegaraan mereka tak diakui lantaran revisi UU-nya begitu rentan bagi umat muslim di sana --terlebih jika mereka adalah imigran ilegal dari negara tetangga tersebut--.
Menukil CNN, konflik ini terlalu berakar pada konflik filosofis yang mendarah daging sejak India berpisah dengan Pakistan. Namun anehnya baru meledak lagi setelah lama Islam dan Hindu hidup harmonis di India.
![]() |
Bergejolaknya India begitu memilukan. Dari 1 miliar penduduk pemeluk Hindu di sana, ada 200 juta orang muslim.
Bagi saya yang pernah melancong ke India dengan mengunjungi New Delhi, Agra serta Jaipur (dua nama terakhir adalah dua kawasan muslim terbanyak di India) begitu terkejut dengan kejadian memilukan ini. India dipenuhi orang ramah dengan toleransi tinggi di perspektif saya --meski harus diakui pula bahwa kriminalitas dan kasus pelecehan seksualnya masih terus jadi pekerjaan rumah berat pemerintah--.
Pengalaman itu saya dapatkan selama ikut syuting salah satu film Indonesia di sana. Karenanya pertikaian dari konflik metropolis terbesar ketiga India ini haruslah tamat.
Ini haruslah jadi 'epidemi' singkat yang tidak boleh ada lagi di kemudian hari. India pun mengakui ini adalah kerusuhan berdarah paling parah selama beberapa dekade terakhir.
Corona dan apa yang terjadi di India. Tak kurang dan tak lebih, sama bikin sedihnya.
Komario Bahar
Redaktur Pelaksana !nsertlive (kmb/kmb)
ARTIKEL TERKAIT

Nyanyikan Lagu 'Kuch Kuch Hota Hai', Mayor Teddy Dapat Komentar dari Kajol
Selasa, 28 Jan 2025 12:00 WIB
Waduh, Organ Vital Shah Rukh Khan Pernah Diakupuntur
Kamis, 03 Nov 2022 20:00 WIB
Dijuluki Crazy Rich Muslim India, Segini Total Kekayaan Azim Premji
Sabtu, 14 Aug 2021 15:12 WIB
'Tsunami' COVID-19 di India, Warga Merintih Minta Tolong di Medsos
Jumat, 23 Apr 2021 13:00 WIB
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER