Kejar Pajak Netflix, Gebrakan Pertama Menkominfo Johnny Plate

Jakarta, Insertlive - Presiden Republik Indonesia, Jokowi, memilih nama Johnny G Plate dalam susunan kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Jokowi menunjuk Sekjen Partai Nesdem ini untuk mengisi posisi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

Johnny menggantikan Rudiantara selaku Menkominfo periode sebelumnya. Johnny pun bercerita tentang persoalan tantangan di industri digital.

"Yang pasti, jangan pernah membatasi. Namun jangan lupa regulasi," kata Johnny seperti dilansir CNBC Indonesia.


Johnny mengatakan bahwa salah satu masalah yang dialami beberapa negara adalah bagaimana memajaki atau menarik pajak dari industri digital.

Pilihan Redaksi Berkebaya Merah, Cantiknya Angela Tanoesoedibjo di Pelantikan Wamen Angela Tanoesoedibjo Jadi Wakil Menteri, Ini Harapan Presiden Jokowi Insertizen, Ini Daftar Akun Media Sosial Menteri dan Wakil Menteri Jokowi

"Mereka masuk ke sini. Mereka jualan jasa. Namun, harus dilihat lebih jauh benarkah mereka membayar semua kewajibannya?" kata Johnny lebih lanjut.

Terkait industri digital, salah satu yang menjadi incaran Johnny Plate adalah Netflix. Seperti yang diketahui bahwa Netflix adalah layanan Video On Demand, yang memungkinkan pengguna menonton tayangan kesukaan kapan pun dan di mana pun.

"Gencar masuk ke sini. Iklan pun ada di dalamnya. Nah, ini yang harus dilihat lebih jauh. Apakah sudah memenuhi segala kewajibannya atau belum. Netflix kita coba nanti lihat, panggil dan coba telaah lebih jauh," tutur Johnny yang sempat menjabat sebagai Komisaris AirAsia ini.

Johnny mengaku bahwa di awal kempimpinannya ia akan fokus pada kedaulatan data, cyber security dan cyber crime. Ia juga sudah menyiapkan Rancangan Undang-Undang perlindungan data pribadi dan melakukan revisi peraturan data center.

"Indonesia harus mampu menghasilkan lebih banyak unicorn - decacorn. Kalau bisa kita punya startup yang punya skala US$100 miliar (hectocorn)," ujarnya tentang ambisi Indonesia memiliki startup hectocorn.

Untuk informasi, Australia tengah menelusuri raksasa streaming Netflix karena terungkap perusahaan tersebut hanya membayar pajak tak kurang 1% dari pendapatannya pada 2018.

Raksasa digital itu meraup US$600 juta hingga US$1 miliar dari pelanggan lokal Australia pada 2018, tetapi hanya membayar sekitar US$$340.000 dalam bentuk pajak (0,06%).

(yoa/fik)