7 Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia

YOA | Insertlive
Kamis, 08 Aug 2019 21:03 WIB
7 Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia versi Insertlive. Tradisi unik Idul Adha di Indonesia/Instagram/tengok.id
Jakarta, Insertlive - Hari Raya Idul Adha 1440 H akan jatuh pada hari Minggu (11/8). Perayaan Idul Adha biasanya identik dengan momen penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, atau kerbau.


Namun, biasanya setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi uniknya masing-masing. Inilah deretan beberapa tradisi unik Indonesia selama Idul Adha:

Di kota Aceh, terdapat sebuah tradisi yang dinamakan Meugang. Tradisi ini ada sejak zaman kerajaan pimpinan Sultan Iskandar Muda.

Biasanya, tradisi ini dilakukan dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Meugang dilansungkan sebagai rasa syukur selama 11 bulan setiap orang yang mencari nafkah.

Meugang adalah tradisi memasak daging dan dinikmati bersama keluarga, kerabat, dan kaum yatim piatu. Mepe Kasur dalam bahasa Indonesia artinya adalah menjemur kasur. Tradisi ini merupakan kegiatan unik yang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi, terutama bagi warga Using.

Dengan menjemur kasur, masyarakat percaya dapat menjauhkan segala hal buruk dari sekitar rumah. Mepe kasur biasa dilakukan sejak pagi hari hingga menjelang siang. Tradisi Toron biasa dilakukan mayoritas oleh orang Madura. Toron adalah kegiatan mudik atau pulang kampung yang biasa dilakukan seperti saat Hari Raya Idul Fittri. Toron bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi.

Biasanya, jembatan Suramadu akan dipenuhi oleh para pengendara. Banyak orang yang ingin melintasi jembatan Suramadu hingga membuat macet panjang. Kemacetan itu bahkan berimbhas sampai di Jalan Putro Agung Kulon. Setelah melakukan salat Idul Adha, warga Ambon dan sekitarnya memiliki tradisi yang sangat unik. Tradisi itu dinamakan Kaul Negeri dan Abda'u.

Sebelum menyembelih kambing, biasanya kambing tersebut akan digendong oleh pemuka adat dan pemuka agama menggunakan kain yang diikat di tubuhnya. Menuju masjid, mereka akan berjalan menggendong kambing sambil diiringi alunan takbir dan selawat. Apitan adalah sebuah tradisi mengarak hasil bumi dan tumpeng. Hal tersebut dilakukan mirip seperti di Yogyakarta.

Kegiatan itu dimulai dengan pembacaan doa untuk para warga dan disudahi dengan memperebutkan isi Apitan. Tradisi ini juga diartikan sebagai wujud ungkapan syukur atas rezeki yang diberikan oleh sang maha kuasa. Warga Yogyakarta memiliki kegiatan bernama Grebeg Gunungan. Kegiatan itu dilakukan sama seperti Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri.

Tradisi ini adalah membawa hasil bumi yang ditumpuk seperti sebuah gunung. Grebeg Gunungan merupakan tradisi turun temurun di Keraton.

Berkonvoi, warga Yogyakarta akan berjalan dari Keraton Yogyakarta hingga menuju Masjid Gedhe Kauman untuk pembacaan doa. Di ujung acara akan ditandai dengan warga yang memperebutkan isi gunungan tersebut. Hal itu dipercaya akan mendapatkan berkah. Pasuruan memiliki tradisi yang tak kalah unik bernama Manten Sapi. Tradisi tersebut adalah kegiatan merias sapi sebelum akan diberikan ke para panitia kurban.

Sapi-sapinya akan dimandikan terlebih dahulu kemudian dihiasi kembang tujuh rupa dan dibalut kain putih di bagian tubuhnya. Tradisi tersebut diakhiri dengan mengarak sapi keliling desa.
(yoa/yoa)
1 / 8
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER