Suka Duka Reino Barack Berpuasa di Luar Negeri

Jakarta, Insertlive - Nama Reino Barack semakin dikenal publik setelah menikah dengan Syahrini. Pasangan ini kerap memamerkan kemesraan mereka di depan publik, setelah menikah pada 27 Februari 2019 lalu. Reino juga diketahui sebagai pengusaha. Masa mudanya dihabiskan Reino di luar negeri. Hampir 13 tahun, ia menghabiskan waktu di luar negeri.

Reino pun membagikan kisahnya berpuasa di luar negeri. Ia mengaku bahwa pertama kali menjalani puasa di negara orang adalah di Swiss. Ia berpuasa saat tinggal di asrama. Ia berbagi cerita menjalani ibadah puasa di luar negeri.

Baca Juga : Syahrini Bikin Anang Diprotes Anak

"Di asrama itu ada 200 sampai 300 anak, yang puasa nggak sampai 10 kali ya. Jadi kalau mau buka, asrama kan ada jam-jamnya ya, pagi jam segini, siang, malam dan makanannya juga terbatas," katanya dalam sebuah video di YouTube.

Saat ia berpuasa di Swiss itu sedang musim dingin. Dirinya buka puasa pukul 5 sore waktu setempat. Dan ia harus menyediakan sendiri makan untuk berbuka dan sahur.


"Sama perihalnya kayak sahur. Jam tiga pagi siapa yang makan jam tiga pagi, nggak ada, nggak ada dapur, jadi kita cari sendiri," ujarnya.

Foto: Insertlive Syahrini dan Reino Barack

Ia pun terkadang minta dikirimkan makanan dari Indonesia. Ia sahur di kamar asramanya dan dilakukan secara diam-diam karena khawatir mengganggu teman sekamarnya yang sedang tertidur pulas.

Selain berpuasa, Reino juga menjalani salat lima waktu. Untuk puasa memang sudah banyak yang mengerti, tetapi tidak untuk salat. Reino harus memberikan penjelasan kepada teman-temannya tersebut.

"Saya lagi salat, diajak ngomong, 'hai bro main bola yuk'. Saya sampai didorong, itu tahun pertama, saya ingat sekali. Saya batalin, saya kasih tahu, 'agama gue Islam, gue harus begini lima kali, jadi kalau gue nunduk ke bawah, ada sajadah, elu cuekin gue dulu aja'," ujarnya mengingat cara ia memberikan penjelasan kepada teman-temannya di asrama.

Reino Barack menghabiskan masa mudanya di luar negeri. Setelah di Swiss, ia menjalani pendidikan di Prancis, dan menghabiskan magang kerja di sebuah bank investasi di Jepang, yang tuntutan kerjanya sangat tinggi. Ia bekerja dari pagi hingga pukul 03.00 dini hari.

"6.50 pagi saya sudah di desk, di meja kerja, komputer tiga biji. Pulangnya jam 3 pagi. Itu benar-benar nggak mandi dan sikat gigi, langsung tidur kayak orang mati," ujarnya mengenang masa lalu.

(fik/fik)