Tanggapan Dokter Reisa Soal Baby Ryu yang Viral

Madeleine Mekel | Insertlive
Kamis, 16 May 2019 23:38 WIB
Dokter Reisa memberikan tanggapannya tentang viralnya Baby Ryu. Dokter Reisa Broto Asmoro/Foto: Marianus Harmita
Jakarta, Insertlive - Baru-baru ini publik dihebohkan oleh kisah pilu seorang bayi yang bernama Zefano Ryuzaki. Kisah tersebut diunggah oleh sang Ayah lewat akun Instagramnya beberapa waktu yang lalu.

Sang ayah memaparkan kronologi sebenarnya yang menyebabkan bayi berusia enam bulan itu harus mengalami alergi parah dua tahun yang lalu. Kedua pipi Ryu mengalami kemerahan hingga gatal yang tak terhingga. Alergi tersebut bahkan telah menyebabkan pipinya sampai terluka.

Sebagai ahli kecantikan, Dokter Reisa Broto Asmoro memberikan tanggapannya tentang kejadian tersebut. Ia sangat menyayangkan perlakuan orang-orang yang dengan mudah saja menyentuh kedua pipi Ryu itu tanpa berpikir panjang. Hal itu lah yang menyebabkan Ryu harus menanggung kuman-kuman yang akhirnya merusak jaringan kulitnya.

ADVERTISEMENT

"Nah, itu nggak sadar bahwa ternyata proteksi si kulit bayi itu masih sangat rendah ya dari orang dewasa, jadi kuman-kuman yang ada di tangan kita itu bisa saja merusak jaringan kulit itu," ujar Reisa saat ditemui di Cempaka Putih, Jakarta (16/5).

Tanggapan Dokter Reisa Soal Baby Ryu yang ViralFoto: Instagram/papeeryuzio
Penjelasan Ayah Ryu

"Kalau kita tau tuh jadi kulit bayi tuh belum seperti orang dewasa, jadi kulit bayi tuh pasti sensitif," tambahnya tegas.

Reisa menghimbau para orangtua agar lebih mengetahui jenis kulit setiap anaknya. Ia menilai hal itu sangat penting karena membuat para orangtua jadi lebih protektif terhadap anak-anakya.


Terakhir, Reisa juga menghimbau para masyarakat agar lebih berhati-hati dalam bertindak. Ia beranggapan bahwa sebenarnya setiap orang harus mempunyai etika yang baik saat bertemu dengan seorang bayi yang dianggapnya lucu. Ia berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi dikemudian hari.

"Sebagai Ibu saya juga ngerasain kita tuh harus bener-bener perhatiin kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita, mungkin bagi sebagian orang kok rasanya ini terlalu berlebihan ya untuk proteksi ke anaknya gitu ya. Jadi mendingan kita agak over protektif lah dianggepnya, dibandingin anak kita ngalamin penyakit," pungkasnya.


[Gambas:Video Insertlive]

(yoa/yoa)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER