Cara Baru Menikmati Jajanan Pasar Peranakan
Kue tradisional Indonesia atau lebih populer dengan sebutan jajanan pasar masih ramai diminati karena rasanya yang enak dan harganya yang murah.
Indonesia yang memiliki banyak daerah serta persilangan adat dan budaya yang menciptakan beragamnya hidangan khas Nusantara.
Sayangnya, seiring perkembangan zaman, kue-kue basah memiliki segmentasinya tersendiri dan menjadi kudapan yang membuat bernostalgia.
Kebanyakan anak muda zaman sekarang atau Gen Z kurang banyak tahu tentang kue-kue tradisional dan lebih familiar dengan kue asal Barat.
Sama berharganya seperti warisan, jajanan pasar juga merupakan bagian dari tradisi yang tidak hilang karena terlupakan.
Baca Juga : 6 Perbedaan Odading dan Donat, Jangan Salah Lagi |
Berdasarkan hal itu, Carmelita Febiola M. Admodirdjo sebagai Chairman of the Board Meradelima memperkenalkan Lemari Jajanan Pasar Peranakan Meradelima.
Kue-kue basah seperti klepon, talam, kue ku, dan putri mandi, yang semuanya disajikan berdasarkan resep keluarga dengan sentuhan modern, tersimpan cerita lintas generasi yang ingin terus diwariskan.
"Jika tradisi ini tidak terus diperkenalkan, lama-kelamaan akan hilang. Kami ingin jajanan pasar tetap hadir dan dikenal. Bukan hanya sebagai memori masa lalu, tapi sebagai bagian dari masa depan," ujar Carmelita Febiola M. Admodirdjo saat ditemui di Jakarta pada Senin (28/7).
Carmelita bersama dengan Faizal Admodirdjo melanjutkan tongkat dari sang ibunda, Lily Admodirdjo sebagai pionir gastronomi lokal yang bukan hanya seorang restaurateur, tetapi juga penjaga memori rasa yang menciptakan makanan dengan konteks sejarah, filosofis, dan identitas budaya.
Restoran tersebut juga memperkenalkan konsep Afternoon High Tea ala Peranakan. Jajanan pasar yang disajikan dalam format yang lebih tertata, tanpa kehilangan keaslian cita rasanya.
Konsep high tea ini dirancang sebagai titik temu generasi baru, khususnya mereka yang lebih akrab dengan cita rasa global, dengan kekayaan kuliner Nusantara yang disajikan secara kontemporer.
"Kami ingin membangun ekositem di mana kuliner Nusantara terus bertumbuh, beradaptasi, dan dihargai lintas generasi," ujar Faizal Admodirdjo yang menjabat sebagai CEO Meradelima.
Seluruh penganan diproduksi tanpa pewarna buatan, menggunakan bahan alami seperti bunga telang, buah naga, dan daun suji, dengan standar higienitas dan kesegaran yang tinggi.
(arm/fik)