Klarifikasi Animator One Piece usai Dituduh Pakai AI
Kontroversi kembali menghampiri anime One Piece setelah sebuah adegan dari episode terbaru memicu perdebatan di kalangan penggemar.
Seorang nakama bercanda bahwa salah satu frame dalam episode tersebut terlihat seperti hasil Artificial Intelligence (AI).
Siapa sangka, komentar itu ternyata mendadak viral hingga membuat sang animator, Miki, ikut buka suara.
Dalam keterangannya di platform X, Miki menyampaikan permintaan maaf sekaligus menjelaskan duduk perkaranya.
Ia mengakui ada kesalahan teknis pada gambar yang ia kerjakan, khususnya jumlah jari karakter yang tampak tidak sesuai.
"Saya menyadari setelah seseorang di luar negeri menunjukkanya, tapi saya salah memasukkan jumlah jari dalam gambar dan sekarang saya benar-benar minta maaf. Mengapa saya nggak menyadarinya? Gambar itu bahkan lolos semua pemeriksaan, jadi saya benar-benar minta maaf," cuit Miki.
Ia menegaskan bahwa gambar tersebut sepenuhnya dikerjakan secara manual tanpa bantuan AI.
"Saya melihat sesuatu tentang AI, tapi saya sendiri sepenuhnya mengerjakannya sendiri," tambahnya.
Pernyataan itu mendapat dukungan dari banyak penggemar, terutama mereka yang memahami tekanan kerja animator.
Namun, Miki mengaku bahwa tuduhan tersebut cukup memukul mentalnya, terlebih setelah ia baru saja meninggalkan proyek One Piece untuk mengerjakan pekerjaan lain.
"Terima kasih! Ini bahkan lebih mengecewakan karena saya meninggalkan One Piece untuk mengerjakan hal lain. Saya harus mengerjakan hal lain. Mungkin butuh beberapa tahun sebelum saya mengerjakan One Piece lagi," ungkapnya.
|
|
Miki memutuskan untuk beristirahat dan tidak melanjutkan pengerjaan anime One Piece dalam waktu dekat.
Ia menyampaikan bahwa dirinya akan kembali ke tim produksi, tetapi membutuhkan jeda beberapa tahun.
Kontroversi ini berawal dari adegan dalam episode 1149, ketika salah satu dari Lima Tetua, Saint Ethanbaron V. Nusjuro, digambarkan bergegas menghentikan siaran Vegapunk.
Dalam sebuah frame, tangannya terlihat memiliki enam jari. Kesalahan ilustrasi itu membuat penggemar berspekulasi, hingga muncul dugaan bahwa gambar tersebut dihasilkan AI.
Meski hanya kesalahan minor, kejelian penggemar dan cepatnya arus informasi di media sosial sanggup membuat situasi berkembang menjadi isu besar yang krusial.
(ikh/ikh)