Reza Rahadian Jadikan Film Pangku Sebagai Surat Cinta untuk Perempuan Pejuang
Reza Rahadian resmi debut sebagai sutradara untuk film bertajuk Pangku. Setelah film tersebut tayang di berbagai festival film internasional termasuk Busan International Film Festival (BIFF), Pangku akhirnya akan segera tayang di Indonesia pada 6 November 2025.
Tak hanya itu, Pangku juga mendapatkan tujuh nominasi untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), menunjukkan kualitas karya debut Reza Rahadian sebagai sutradara dan penulis naskah untuk film tersebut.
"Rasanya pada karya perdana ini, kami berusaha untuk memberikan yang terbaik dengan apa yang kami mampu dan mudah-mudahan karya ini juga mampu beresonansi kepada penontonnya sesuai dengan bagaimana hati kami mengerjakannya," ungkap Reza Rahadian dalam Press Conference dan Press Screening Pangku di Epicentrum XXI pada Selasa (28/10).
Lebih lanjut, Reza Rahadian juga membeberkan pesan yang ingin ia sampaikan melalui film Pangku. Lewat karya perdana ini, Reza Rahadian merefleksikan kisah perjuangan ibu tunggal yang terinspirasi dari ibunya sendiri.
Menurut Reza, menyaksikan perjuangan sang ibu dalam membesarkannya sebagai orang tua tunggal telah memberikan banyak perspektif tentang perjuangan seorang ibu bagi anak.
"Film ini merupakan buah pemikiran tentang bagaimana perjuangan ibu, mudah-mudahan ini bisa menjadi surat cinta yang indah untuk para perempuan yang hari ini sedang berjuang, berjibaku untuk memenuhi kehidupan hidup sendiri maupun keluarga, khususnya bagi para ibu di luar sana," ujar Reza Rahadian.
Pada kesempatan yang sama, Claresta Taufan yang mengambil peran utama sebagai Sartika juga turut membagikan refleksi tentang karakternya dalam film Pangku. Sang aktris menuturkan bahwa Sartika menjadi gambaran para perempuan yang berjuang.
"Menurut aku, Sartika ini mewakilkan ibu, perempuan, dan seluruh perempuan yang berjuang di Indonesia serta seluruh dunia. Mereka yang memperjuangkan hidupnya untuk hidup yang lebih baik, jadi Sartika itu ya kita," tutur Claresta Taufan.
|
|
Sementara Fedi Nuril yang berperan sebagai sosok Hadi juga mengungkapkan bagaimana kelompok rentan yang ia perankan harus berjuang untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka. Tindakan Hadi yang tidak dapat dibenarkan dalam Pangku kemudian menjadi bukti bahwa ada beberapa sikap yang tak bisa dinilai salah atau benar.
"Mungkin kita sepakat apa yang dilakukan Hadi itu tidak bisa dibenarkan, tapi itulah kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual itu sulit untuk ditahan. Selagi ada kesempatan untuk memenuhi, itulah yang diambil," beber Fedi Nuril.
Pangku dibintangi sederet aktor dan aktris ternama mulai dari Claresta Taufan, Fedi Nuril, serta Christine Hakim sebagai jejeran pemeran utama. Pangku kemudian menjadi refleksi atas fenomena 'kopi pangku' yang marak di kawasan Pantai Utara Jawa atau Pantura.
Tak hanya itu, film ini juga menjadi gambaran perjuangan seorang ibu tunggal yang ingin memberikan kehidupan lebih baik bagi anak mereka dalam keadaan apa pun. Karya perdana Reza Rahadian ini menjadi sebuah persembahan bagi para perempuan pejuang.
(asw/fik)