Kontroversi Hollywood Kenalkan Tilly Norwood, Aktris Baru Ciptaan AI yang Picu Pro-Kontra
Industri hiburan Hollywood kembali jadi sorotan setelah memperkenalkan Tilly Norwood, aktris wanita virtual hasil kecerdasan buatan (AI).
Kehadirannya langsung menuai pro-kontra, terutama dari kalangan pekerja seni yang khawatir AI akan menggantikan peran aktor manusia.
Eline van der Valden, kreator di balik Tilly, akhirnya angkat bicara lewat Instagram pada Rabu (1/10).
Dirinya menegaskan bahwa karakter buatannya bukanlah pengganti manusia, melainkan karya seni baru yang lahir dari imajinasi.
"Bagi mereka yang telah mengungkapkan kemarahan atas penciptaan karakter Al kami, Tilly Norwood, ia bukanlah pengganti manusia, melainkan sebuah karya kreatif, sebuah karya seni. Seperti banyak bentuk seni sebelumnya, ia memicu percakapan, dan hal itu sendiri menunjukkan kekuatan kreativitas," tulis Eline.
Sebagai seorang aktor, Eline menegaskan dirinya tetap percaya bahwa seni peran manusia tidak bisa tergantikan.
"Saya melihat Al bukan sebagai pengganti manusia, melainkan sebagai alat baru - kuas baru. Sebagaimana animasi, boneka, atau CGI membuka kemungkinan-kemungkinan baru tanpa mengurangi akting langsung, Al menawarkan cara lain untuk berimajinasi dan membangun cerita. Saya sendiri seorang aktor, dan tidak ada apa pun-terutama bukan karakter Al-yang dapat menghilangkan keahlian atau kegembiraan dari pertunjukan manusia," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menganggap proses menciptakan Tilly setara dengan menciptakan karakter di atas kertas atau panggung.
"Menciptakan Tilly, bagi saya, merupakan sebuah tindakan imajinasi dan keterampilan, mirip dengan menggambar karakter, menulis peran, atau membentuk sebuah pertunjukan. Dibutuhkan waktu, keterampilan, dan pengulangan untuk menghidupkan karakter seperti itu. Ia mewakili eksperimen, bukan substitusi," tambahnya.
Ia juga berharap publik menilai Tilly dan karakter AI lainnya sebagai bagian dari genre tersendiri.
"Saya juga percaya karakter-karakter Al seharusnya dinilai sebagai bagian dari genre mereka sendiri, berdasarkan kelebihan mereka sendiri, alih-alih dibandingkan langsung dengan aktor manusia," ujarnya.
Menutup pernyataannya, Eline mengajak publik untuk lebih terbuka terhadap seni berbasis AI.
"Saya harap kita dapat menyambut Al sebagai bagian dari keluarga seni yang lebih luas: satu cara lagi untuk mengekspresikan diri, di samping teater, film, lukisan, musik, dan banyak lainnya. Ketika kita merayakan semua bentuk kreativitas, kita membuka pintu bagi suara-suara baru, kisah-kisah baru, dan cara-cara baru untuk terhubung satu sama lain. Eline," pungkasnya.
(ikh/fik)