Peringati 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, Lakon 'Bunga Penutup Abad' Dipentaskan Lagi

Dini Astari | Insertlive
Sabtu, 16 Aug 2025 10:00 WIB
Konferensi pers Bunga Penutup Abad Peringati 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, Lakon 'Bunga Penutup Abad' Dipentaskan Lagi/Foto: Dini Astari
Jakarta, Insertlive -

Titimangsa dan Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mementaskan lakon drama Bunga Penutup Abad yang sebelumnya sukses digelar pada 2016, 2017, dan 2018.

Pementasan teater Bunga Penutup Abad yang juga merupakan produksi ke-88 Titimangsa ini merupakan alih wahana dari dua buku pertama Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa.

Bunga Penutup Abad tahun 2025 juga menandai 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer sehingga pas untuk menjadi momentum refleksi dan perayaan atas kontribusi Pram bagi perkembangan sastra, sejarah, pemikiran, dan kebudayaan Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Pentas Bunga Penutup Abad ini kembali hadir karena kerinduan para penikmat teater dan penggemar Pramoedya Ananta Toer. Kisah Nyai Ontosoroh, Minke, dan Annelies sangat berbekas di hati. Bagi kami, karya-karya Pram memiliki semangat dan nilai-nilai yang masih sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini. Mengangkatnya kembali ke panggung adalah cara kami merayakan dan mengingatkan kita semua untuk semakin mencintai bangsa ini," ujar Happy Salma sebagai Produser dalam konferensi pers yang digelar di The Dharmawasangsa, Jakarta Selatan, Jumat (15/8).

IKUTI QUIZ
Konferensi pers Bunga Penutup AbadKonferensi pers Bunga Penutup Abad/ Foto: Dini Astari

Bunga Penutup Abad berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh khawatir mengenai keberadaan Annelies sehingga mengutus pegawainya, yaitu Robert Jan Dapperste atau Panji Darman, untuk menemani ke mana pun Annelies pergi. Kehidupan Annelies sejak berangkat dari Pelabuhan Surabaya terus dikabarkan melalui surat-surat oleh Panji Darman.

Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies. Minke selalu membacakan surat-surat itu kepada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka pintu-pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya, sampai Annelies terpaksa dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.

Di penghujung cerita, Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Meski dilanda kesedihan, Minke tetap pergi ke Batavia untuk melanjutkan sekolah menjadi dokter. Dalam perjalanan, ia membawa serta lukisan karya sahabatnya, Jean Marais. Lukisan potret Annelies itu diberi nama oleh Minke sebagai 'Bunga Penutup Abad'.

Karakter-karakter Bunga Penutup Abad akan diperankan oleh Happy Salma sebagai Nyai Ontosoroh, serta menampilkan aktor-aktor terbaik Indonesia, yaitu Reza Rahadian sebagai Minke, Chelsea Islan sebagai Annelies, Andrew Trigg sebagai Jean Marais, dan Sajani Arifin sebagai May Marais. Wawan Sofwan kembali menjadi sutradara sekaligus penulis naskah.


Kembali memerankan Annelies setelah tujuh tahun, Chelsea Islan mengaku deg-degan. Namun, Chelsea menyakini bahwa telah mempersiapkan karakter ini dengan sentuhan baru yang membuat pementasan makin menarik

"Pastinya ada rasa deg-degan karena kita harus mementaskan kembali. Di pentas keempat kali ini kita ngasih hal yang baru, seperti yang udah dibocorkan Kang Wawan akan ada adegan tambahan yang menggambarkan kegelisahan tokoh Annelies," kata Chelsea.

Pementasan ini kembali hadir menyapa para pecinta sastra dan teater tanah air pada 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

(dia/agn)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER