Home Film & Musik Berita Film dan Musik
EKSKLUSIF

Cerita MAX Guncang Panggung Java Jazz & Terkagum-kagum dengan SUGA BTS

SYAFRINA SYAAF | Insertlive
Kamis, 15 Jun 2023 16:00 WIB
Foto: SYAFRINA SYAAF
Jakarta, Insertlive -

Solois asal Amerika Serikat, MAX, sukses memberikan momen tak terlupakan bagi seluruh penggemarnya pada pergelaran Java Jazz Festival 2023 beberapa waktu lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta. 

Tampil atraktif dan enerjik, MAX membawakan seluruh lagu-lagu populernya seperti Holla, 10 Victoria's Secret Models, Blueberry Eyes, Lights Down Low, Say Less, It's You, yang membakar semangat penonton untuk bergoyang sembari antusias nyanyi bareng. 

Terlahir dengan nama Maxwell George Schneider, mantan aktor dan penyanyi cilik ini populer karena suaranya yang lembut, merdu, dan kepiawaiannya menciptakan lagu-lagu cinta. 


Saat pandemi menyelimuti dunia, Saya sempat 'bertemu' dan mewawancarai MAX melalui sambungan zoom. Kala itu, dia banyak berbagi cerita mengenai luapan cintanya pada sang istri, Emily, lewat lagu Blueberry Eyes. 

Sekarang, Saya kembali bercakap-cakap dengan MAX, bedanya tak lagi terpisahkan jarak dan layar, Saya bertemu dengan dirinya face to face. Ternyata, dia memang benar-benar memiliki karakter seniman yang optimistis dan seorang penulis lagu yang setiap hari masih jatuh cinta pada sang istri. 

Sebelum wawancara berlangsung, Saya sempat ngobrol santai off the record dengan MAX. Kami memiliki satu persamaan, kami sama-sama mengagumi seorang rapper dan idola K-Pop, yakni Min Yoongi alias Agust D alias SUGA of BTS. 

Simak hasil wawancara Insertlive dengan MAX berikut ini:

Hallo Max, senang sekali akhirnya bisa bertemu kamu tatap muka seperti ini, aku pernah wawancara kamu tahun 2021. Apa kamu ingat aku salah satu jurnalis yang cerita ke kamu betapa aku merindukan ingin kembali ngopi-ngopi di kampung halaman kamu, New York?

Aku kabar baik. Oh, wow, itu kamu ya, iya kamu yang mengaku cinta dengan New York. Aku ingat, ya kamu kalau enggak salah sedih rencana kamu balik ke NYC gagal karena pandemi. Well, sekarang sudah tak ada pembatasan lagi, kamu harus ke sana dong. 

Iya benar, itu aku, ah senang kamu masih ingat. Omong-omong, MAX kamu baru saja tampil di Java Jazz, apakah sebelumnya kamu pernah mendengar mengenai acara tersebut? 

Tentu saja, aku sudah lama mendengar mengenai Java Jazz, banyak teman-temanku yang musisi pernah manggung di Java Jazz. Aku banyak nanya-nanya pada mereka sebelum terbang ke Indonesia. Sebenarnya, aku bukanlah seseorang yang memiliki banyak ekspektasi. Aku mendengar banyak hal bagus dan menyenangkan tentang Indonesia, terutama mengenai semangat penggemar musik di sini. 

Tampil di negara yang jauh dari rumah, tentu sangat menantang dan entah apa kamu merasakannya, negara kita memiliki budaya dan nilai-nilai yang berbeda. Bagaimana kamu mengatasinya? 

Bekerja sebagai seniman dan musisi menuntut aku untuk mampu menciptakan karya yang bisa dinikmati banyak orang, lintas budaya dan kebiasaan. Aku juga harus sering berpergian untuk manggung di berbagai acara, konser, dan festival, terkadang aku bahkan tidak pernah kunjungi sebelumnya. Aku tentu saja membaca dan mengumpulkan informasi mengenai suatu negara, kebiasaan mereka, the do's and don'ts. Sebelum aku ke Indonesia, seperti yang aku bicarakan sebelumnya, aku bertanya pada banyak musisi yang pernah manggung di sini, aku mencatat apa yang disukai dan tidak disukai orang-orang Indonesia. 

Hey, aku bahkan belajar beberapa ucapan dan istilah nyeleneh yang lagi trending di Indonesia. 

Oh ya, apa itu? 

Aku sudah fasih mengucapkan "Apa Kabar", "Terima Kasih", dan "Cuaks". Menurut aku, istilah "Cuaks" tuh paling terdengar lucu sih, hahaha.

Orang-orang Indonesia memang paling pintar bikin pelesetan. Kamu tahu Indonesia ada di posisi kedua sebagai negara dengan jumlah Bahasa terbanyak di dunia? 

Serius? Luar biasa, yah tentu saja. 

MAX SCHNEIDER/ Foto: SYAFRINA SYAAF

MAX seperti yang kamu bilang bahwa kamu sering berpergian dan manggung di banyak negara di dunia. Apa tempat manggung paling aneh dan unik yang pernah kamu lakukan?

Ada sih pengalaman tampil di suatu tempat yang menurutku cukup unik dan lucu, tapi aku bingung apakah pantas menceritakannya untuk publik di Indonesia.

Pantas dong, tentu pantas, kamu boleh menceritakan apa saja di sini. Ayo apa itu? Spill it, please... kamu jangan khawatir. 

Oh beneran nih, enggak apa-apa yah, baiklah aku bakal ceritain. Jadi, dulu aku pernah road tour untuk sebuah acara radio di Amerika Serikat, aku lagi promo lagu Lights Down Low, ini lagu cinta yang manis sekali.

Suatu hari, program radio itu memintaku untuk tampil di sebuah klub penari eksotis, The Cheetah Club, yang cukup terkenal di Atlanta. Aku enggak bakal lupa waktu sesi sound check, aku dan timku, kami lagi siap-siap dan latihan dengan sejumlah penari telanjang memerhatikan kami, sangat awkward, tapi seru sih. Lalu, salah satu dari mereka bahkan menghampiriku setengah telanjang, dia memuji laguku, dia menyukainya.

Pengalaman itu benar-benar lucu sekaligus menyenangkan untuk aku dan crew-ku. Aku tidak akan pernah melupakannya.

Wow, seru banget! Enggak kebayang sih kamu pasti gugup waktu penari eksotis itu tiba-tiba mendekatimu? 

Yeeesss... dia bilang padaku, "Kamu tahu aku sangat menyukai Lights Down Low,". Itu memang lagu yang sangat romantis sih. 

Benar Lights Down Low memang lagu yang romantis, aku juga suka. Namun, aku ingin membicarakan lagu terbaru kamu, It's You. Berdasarkan hasil wawancara dengan kamu tahun lalu, aku tahu Emily (istri MAX) merupakan inspirasi utama kamu dalam bermusik. Apakah Emily menjadi sosok yang menggerakkan kamu menciptakan It's You?

Tentu saja, aku sangat mencintainya setiap hari. Emily dulu dan sekarang terus memberikan aku inspirasi untuk menulis lagu dan membuat musik. 

Pada lagu It's You, aku duet dengan Keshi. Kami bekerjasama dengan baik karena kami memiliki persamaan, kami sangat mencintai istri kami. Kami menjalani hidup yang lebih kurang mirip, maksudnya sebagai musisi yang sering berpergian, terkadang hal itu membuat kami jauh dari keluarga. Istri kami beberapa waktu lalu ketemu untuk kali pertama, mereka juga berbagi suka duka memiliki suami yang seorang musisi dan terkadang harus berjauhan untuk sementara waktu.

Bolehkah aku memberikan label pada kamu dan Keshi sebagai suami-suami romantis yang bucin

Apa itu bucin

Bucin itu sebutan untuk seseorang yang kecintaan banget sama pasangannya.

Hahaha, iya setuju, benar banget, kami adalah suami yang kecintaan banget sama istri-istri kami. 

Apakah kamu pernah menulis lagu dengan tema lain, seperti patah hati dan putus asa?

Ya tentu saja, tapi lagu-lagu tersebut tidak sepopuler lagu-lagu cintaku. Aku selalu berusaha menulis lagu sesuai dengan yang aku rasakan saat itu, aku berharap orang lain dan penggemar yang mendengarnya merasakan apa yang aku rasakan juga.

Pertanyaan ini yang aku tunggu-tunggu dari tadi, aku ingin membicarakan SUGA BTS bareng kamu secara langsung. Aku adalah ARMY by the way! 

Wow cool, you go girl, aku juga ARMY. Kamu harus memberikan banyak dukungan dan cinta pada BTS, mereka luar biasa. 

Semua penggemar SUGA ingin tahu mengenai idola mereka dari mata orang lain, terutama saat tidak terekam oleh kamera, apakah dia seseorang yang baik dan menyenangkan?

SUGA atau Yoongi, dia orang yang sangat baik, aku pikir itulah yang membuat kami langgeng berteman. Kamu tidak bisa palsu atau pura-pura pada pertemanan yang sudah berjalan lama. Kita semua pasti bisa merasakan apakah kita bisa cocok berteman dengan seseorang atau tidak. SUGA, dia adalah orang tidak palsu, dia real, otentik. Dia baik dan hangat, bukan yang berlebih-lebihan, secukupnya saja tapi nyata, dia sangat real. 

Selain itu, dia juga sangat sopan dan baik pada istriku,  Emily ingin sekali bertemu dengan SUGA, akhirnya mereka bertemu di LA beberapa bulan lalu, SUGA memberikan album dengan tanda tangan aslinya dan Emily sangat-sangat senang. 

Ceritain dong pengalaman kamu waktu manggung bareng SUGA menyanyikan lagu kolaborasi kalian Burn It saat konser solo SUGA di Los Angeles?

Kami saling memberikan energi, aku sangat menghargai pengalaman itu, aku tidak akan pernah melupakannya. Jadi begini, ketika kamu berkolaborasi atau duet dengan musisi lain, kamu ada kekhawatiran, maksudnya bakalan nyambung enggak yah, bakalan bersinergi enggak yah. Well, rasa khawatir itu hilang saat naik ke atas panggung dengan SUGA. Kami seperti menyatu dan hyping each other. Pengalaman tersebut seperti keajaiban yang langka. 

(syf)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK