Makna Sebenarnya Lagu 'Lingsir Wengi' yang Disebut Bisa Mengundang Setan

Lingsir Wengi menjadi salah satu lagu yang digunakan pada film horor terbaru, Mangkujiwo 2.

Pada film tersebut, lagu tersebut dinyanyikan oleh salah satu karakter untuk memanggil kuntilanak.

Lagu Lingsir Wengi memang dikenal sebagai salah satu lagu horor dengan alunan musik yang bikin merinding, apalagi sebagian orang menyebut lagu tersebut dapat mengundang hantu atau setan.

Padahal, Lingsir Wengi sebenarnya lagu romantis yang diciptakan oleh seniman asal Solo Sukap Jiman untuk mengungkapkan kerinduannya kepada sang istri.

"Lagu itu saya ciptakan pada tahun 1995, saat saya berusia 65 tahun. Itu saat saya merasakan puber kedua, pengalaman pribadi saya. Semua lagu yang saya tulis adalah pengalaman pribadi," ucap Sukap mengutip detikcom.

"Dua hari saya ciptakan lagu itu. Itu mengisahkan kerinduan seorang kekasih. Hingga malam hari yang sunyi belum bisa tidur," lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, lagu Lingsir Wengi dibuat versi horor dengan lirik dan makna lagu yang berbeda.

Lagu Lingsir Wengi versi horor disebut karya dari Sunan Kalijaga. Alunan musik pada lagu itu bernuansa mistis dengan lirik yang menyeramkan.

Film Mangkujiwo 2/ Foto: instagram.com/kuntilanakfilm

Lirik lagu Lingsir Wengi versi horor:
Lingsir wengi sliramu / tumeking sirna
aja tangi nggonmu guling / awas aja ngetara
aku lagi bang winga-winga / jin setan kang tak utusi
dadya sebarang / dwaja lelayu sebi.

Artinya:
Larut malam dirimu /akan mati
takkan bangun (lagi) dari tidurmu / awas jangan menampakkan diri
aku sedang marah besar / jin setan yang aku perintah
jadilah (berubah ujud) apapun / sobeklah seperti kain.

Menurut dosen Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Danis Sugiyanto, Lingsir Wengi versi horor bisa dikaitkan dengan ilmu hitam.

"Itu seperti sedang mengirim teluh atau santet atau guna-guna pada larut malam. Jelas beda sekali message (pesan) antara lagu Lingsir Wengi Mbah Sukap dengan lagu itu," jelas Danis pada November 2021 lalu.

"Karena dibentuk untuk guna-guna, syair nggak ada makna simbolik tentang suatu pesan/ajaran. Kata-kata yang dipakai dalam lirik itu seperti bukan dari zaman Sunan Kalijaga. Tapi untuk memastikannya perlu ada penelitian lebih detail lagi mengenai lagu itu," sambungnya.