Karakter Muslim di Film Layar Lebar Dunia Sangat Sedikit, Rasis?
Laporan hasil riset terbaru mengungkapkan bahwa karakter muslim di film layar lebar jumlahnya kurang dari dua persen.
Riz Ahmed aktor beragama Islam mengharapkan hasil riset ini bisa memicu perubahan pada industri film di dunia.
Hasil riset telah dipublikasikan pada laporan bertajuk Missing & Maligned: The Reality of Muslims in Popular Global Movies.
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Annenberg Inclusion Initiative dari University of Southern Californa, Riz Ahmed aktor nominasi Oscar, Ford Foundation, dan Pillars Fund.
Para peneliti mempelajari 200 film populer dari Amerika Serikat (AS), Australia, dan Selandia Baru mulai dari tahun 2017 hingga 2019. Mereka terkejut saat mengetahui hanya menemukan segelintir karakter muslim pada film layar lebar dunia.
Karakter muslim selama ini sering digambarkan dengan konsep terbatas dan stereotip.
Temuan ini memvalidasi dugaan minimnya kehadiran sentuhan budaya muslim dalam industri hiburan di seluruh dunia.
Menurut peneliti, situasi ini memiliki konsekuensi mengerikan pada persepsi muslim dan Islamofobia.
Selama ini, Hollywood telah menghadapi kritikan pedas karena catatan keragamannya yang buruk dan kurangnya aktor kulit hitam, Asia, Hispanik, atau Latin sebagai peran utama.
Banyak aktor kulit berwarna merasa peran yang diberikan kepada mereka sering kali satu dimensi, stereotip, kurang dihargai dan sebagian besar diabaikan pada musim penghargaan.
Ahmed, seorang aktor muslim pertama yang menerima nominasi Oscar untuk Aktor Terbaik dan memenangkan Emmy mengatakan, meningkatkan representasi muslim dalam film adalah masalah hidup atau mati.
Menurut Ahmed, mumpung industri hiburan mulai memperhitungkan masalah keragamannya, maka mengatasi bahaya Islamofobia harus menjadi bagian dari gerakan tersebut.
"Anda tidak bisa pro-LGBTQ+, menyerukan untuk menghentikan kebencian Asia, dan memproklamirkan Black Lives Matter, tapi terlibat dalam melestarikan industri Islamofobia yang merupakan industri yang berlumuran darah," papar Ahmed seperti dikutip Huffington Post.
Peneliti membeberkan bahwa dari 200 film yang mereka pelajari, hanya 19 film yang memiliki setidaknya satu karakter muslim.
Lalu, dari 8.965 karakter dengan peran berdialog hanya 144 yang beragama Islam.
Menurut penelitian, hanya satu persen dari karakter dalam 100 film Amerika dan 63 film Inggris adalah muslim.
Tak satu pun dari lima film dari Selandia Baru menampilkan karakter muslim dalam peran yang memiliki dialog. Lalu, pada film-film Australia hanya lima persen memiliki aktor muslim.
Para peneliti telah lama berpendapat bahwa penggambaran muslim di televisi dan film semakin berbahaya karena kental dengan kesan rasis. Laki-laki muslim sering dicap sebagai pelaku kekerasan, sementara perempuan digambarkan sebagai pihak yang menderita dan tertindas.
Kondisi tersebut semakin parah terutama setelah peristiwa 9/11, para sutradara sering kali menempatkan peran muslim dalam posisi yang terkait dengan perang dan terorisme, sehingga mengurangi identitas mereka yang sebenarnya di dunia.
(syf/syf)