Gundala Kena Sanksi, Joko Anwar: Bubarkan KPI

Jakarta, Insertlive - Promosi film garapan terbaru Joko Anwar, Gundala, mendapatkan surat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Joko Anwar, selaku sutradara Gundala mengutarakan bahwa dirinya kecewa mengenai teguran tersebut.
Joko pun menuliskan kekecewaan pada status di akun Twitter pribadinya. Joko berasumsi bahwa kata 'bangsat' mungkin menjadi cikal-bakal teguran tersebut.
Padahal jika ditelaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata 'bangsat' memiliki arti kutu busuk atau kepinding. Selain itu, kata tersebut juga bermakna pada orang yang bertabiat jahat seperti orang yang suka mencuri, mencopet, maling dan lainnya.
Menanggapi teguran tersebut, Joko Anwar yang ditemui insertlive enggan berkomentar mengenai sanksi yang diterima Gundala. Namun, Joko tak habis pikir jika kartun Spongebob Squarpants saja tak lulus sensor, apakah lembaga tersebut masih harus dipercaya?
"Saya sih bukan mempermasalahkan promo Gundala yang kena sanksi KPI ya, tapi kayak program-program Spongebob kena sanksi menurut saya kalau sampai ada satu lembaga yang bisa memberi statement bahwa tayangan seperti Spongebob itu adalah tayangan yang melanggar norma-norma, itu sih menurut saya lembaga tersebut tidak usah dipercaya ketika mereka menilai apapun di dunia ini karena sudah nggak make sense sih," ucap Joko Anwar.
Dia melanjutkan pemikirannya bahwa masyarakat masa kini sudah pintar untuk memilah mana yang patut untuk ditonton, mana yang tidak. Hadirnya lembaga tersebut (KPAI) seolah mengatur dan mengekang masyarakat dalam menentukan tontonan apa yang harus mereka lihat.
"Yang namanya penyensoran, pelarangan, atau pengenaan sanksi terhadap tontonan-tontonan itu tidak membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang terberdayakan," lanjut pria itu.
Joko menyebut, ketika tontonan masyarakat Indonesia masih dikekang, itu sama saja lembaga tersebut menganggap masyarakat Indonesia adalah orang-orang bodoh karena tidak bisa menentukan tontonan yang baik bagi dirinya sendiri.
"Kalau masih ada lembaga yang mengatakan bahwa ini boleh ditonton, ini enggak boleh ditonton, berarti masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai masyarakat yang bodoh karena tidak bisa menilai apa yang patut untuk mereka tonton dan apa yang patut untuk ditonton untuk keluarga mereka, oleh anak mereka," urainya.
Dia juga menyuarakan bahwa karena semakin banyaknya penyensoran yang tak masuk di akal, hendaknya lembaga tersebut ditiadakan. Joko Anwar juga menyearakan hal ini di Twitternya dengan tagar #BubarkanKPI.
"Jadi yang namanya KPI menurut saya keberadaanya sudah tidak harus ada di Indonesia. Bubarkan KPI," tandas Joko Anwar.
(arm/syf)
Joko Anwar, selaku sutradara Gundala mengutarakan bahwa dirinya kecewa mengenai teguran tersebut.
Joko pun menuliskan kekecewaan pada status di akun Twitter pribadinya. Joko berasumsi bahwa kata 'bangsat' mungkin menjadi cikal-bakal teguran tersebut.
ADVERTISEMENT
Padahal jika ditelaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata 'bangsat' memiliki arti kutu busuk atau kepinding. Selain itu, kata tersebut juga bermakna pada orang yang bertabiat jahat seperti orang yang suka mencuri, mencopet, maling dan lainnya.
![]() |
Menanggapi teguran tersebut, Joko Anwar yang ditemui insertlive enggan berkomentar mengenai sanksi yang diterima Gundala. Namun, Joko tak habis pikir jika kartun Spongebob Squarpants saja tak lulus sensor, apakah lembaga tersebut masih harus dipercaya?
"Saya sih bukan mempermasalahkan promo Gundala yang kena sanksi KPI ya, tapi kayak program-program Spongebob kena sanksi menurut saya kalau sampai ada satu lembaga yang bisa memberi statement bahwa tayangan seperti Spongebob itu adalah tayangan yang melanggar norma-norma, itu sih menurut saya lembaga tersebut tidak usah dipercaya ketika mereka menilai apapun di dunia ini karena sudah nggak make sense sih," ucap Joko Anwar.
Dia melanjutkan pemikirannya bahwa masyarakat masa kini sudah pintar untuk memilah mana yang patut untuk ditonton, mana yang tidak. Hadirnya lembaga tersebut (KPAI) seolah mengatur dan mengekang masyarakat dalam menentukan tontonan apa yang harus mereka lihat.
"Yang namanya penyensoran, pelarangan, atau pengenaan sanksi terhadap tontonan-tontonan itu tidak membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang terberdayakan," lanjut pria itu.
"Kalau masih ada lembaga yang mengatakan bahwa ini boleh ditonton, ini enggak boleh ditonton, berarti masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai masyarakat yang bodoh karena tidak bisa menilai apa yang patut untuk mereka tonton dan apa yang patut untuk ditonton untuk keluarga mereka, oleh anak mereka," urainya.
Dia juga menyuarakan bahwa karena semakin banyaknya penyensoran yang tak masuk di akal, hendaknya lembaga tersebut ditiadakan. Joko Anwar juga menyearakan hal ini di Twitternya dengan tagar #BubarkanKPI.
"Jadi yang namanya KPI menurut saya keberadaanya sudah tidak harus ada di Indonesia. Bubarkan KPI," tandas Joko Anwar.
(arm/syf)
ARTIKEL TERKAIT

Reza Rahadian Gabung Jagat Sinema BumiLangit, Jadi Siapa?
Selasa, 11 Aug 2020 20:01 WIB
Bikin Bangga, 'Gundala' Resmi Rilis di Amerika Serikat Juli 2020
Kamis, 30 Apr 2020 22:07 WIB
Gundala Putra Petir Kirimkan Kekuatan untuk Jokowi di Pemakaman
Kamis, 26 Mar 2020 20:54 WIB
Gundala Tembus 500 Ribu Penonton, Ini Reaksi Sutradara
Minggu, 01 Sep 2019 17:34 WIB
BACA JUGA

Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Joko Anwar: Gue Nggak Bilang Cocok Tapi..
Sabtu, 15 Mar 2025 14:00 WIB
Pejabat Imigrasi Soetta Dicopot usai Diprotes China, Joko Anwar: Malu Gila
Senin, 03 Feb 2025 22:30 WIB
Bebizie-Joko Anwar Minta Jabatan Gus Miftah di Pemerintahan Dicopot
Kamis, 05 Dec 2024 18:00 WIB
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER