Reaksi Ahmad Sahroni soal Anggota DPR RI Diminta Bubar: Jangan Seenaknya
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, menanggapi desakan masyarakat untuk membubarkan DPR RI periode 2024-2029.
Masyarakat ramai mendesak pembubaran DPR RI setelah melihat rincian gaji dan tunjangan anggota legislatif yang mencapai Rp100 juta sebulan.
Ahmad Sahroni kemudian mengunggah video berisi tanggapannya terkait permintaan publik agar DPR RI dibubarkan.
"Kadang-kadang nih ya, masyarakat boleh kritik, boleh komplain, boleh caci maki, nggak apa-apa, kita terima, tapi ada adat-istiadat yang mesti disampaikan, apakah dengan membubarkan DPR memang meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini? Belum tentu. Maka, jangan menyampaikan hal-hal seenaknya," kata Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni menerima jika masyarakat mencibir dan mengkritik kinerja anggota DPR RI. Namun, ia menilai permintaan publik untuk membubarkan DPR RI adalah sesuatu yang berlebihan.
Ia bahkan mengatai orang-orang yang meminta DPR RI bubar adalah orang terbodoh sedunia.
"Memang orang yang ngomong begitu rata-rata orang yang nggak pernah jadi duduk di DPR. Kita boleh dikritik, mau dibilang bab*, anj***, bang***, nggak apa-apa, mampus nggak apa," ujarnya.
"tapi ingat bahwa kita selaku wakil rakyat juga punya kerja-kerja, punya empati. Jangan merasa bahwa, komplainan, silakan mau kritik, ngapain saja boleh, tapi jangan caci maki berlebihan, karena merusak mental, mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia," lanjutnya.
Menurut Ahmad Sahroni ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan kritik daripada meminta DPR RI bubar.
"Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? memang kita orang pintar semua? nggak, bodoh semua kita, tapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita," tuturnya.
"Kita belum tentu benar, belum tentu hebat, tapi minimal kita mewakili kerja-kerja masyarakat yang mumpuni untuk teman-teman masyarakat. Jangan dikit-dikit DPR ngomongin masalah ini, dihujat, nggak apa, mau hujat sampai mampus nggak apa-apa, masih berdiri DPR-nya, sampai kapan pun, sama saja, terima kasih," pungkasnya.
(KHS/agn)