Ogah Jual Nama Ortu, Viral Anak Pejabat RI Hidup Melarat

Meraih kesuksesan dengan 'menjual' nama besar orang tua memang tak lagi asing di Indonesia.

Namun, di antara segelintir kisah tersebut terselip cerita soal anak pejabat Indonesia yang justru hidup melarat.

Melansir dari CNBCIndonesia, anak pejabat tersebut bernama Soesalit.

Soesalit dikenal sebagai anak dari Raden Ajeng Kartini atau yang dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita RA Kartini.

Sejak lahir, Soesalit memiliki privilese sebagai anak dari Raden Mas Adipati Ario Djojadiningrat yang kala itu mengemban tugas sebagai Bupati Rembang.

Dalam buku Kartini (2024), Wardiman Djojonegoro bercerita bahwa Soesalit sebenarnya mendapat kesempatan menggantikan ayahnya sebagai Bupati Rembang.

Namun, ia menolaknya meski banyak saudara yang memintanya. Soesalit pun memilih masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada 1943.

Soesalit selalu terlibat dalam sejumlah pertempuran melawan Belanda sehingga pangkatnya terus naik sehingga tahun 1946 ia menjadi Panglima Divisi II Diponegoro.

Ia pernah diminta memimpin pasukan menjaga ibukota negara di Yogyakarta dan menjadi penasehat Menteri Pertahanan di Kabinet Ali Sastro tahun 1953.

Saat itu, jarang orang mengetahui bahwa Soesalit anak dari RA Kartini. Padahal, sepanjang hidup sosok sang ibunda menjadi terkenal karena perjuangannya melawan emansipasi wanita.

Jenderal Nasution, atasan Soesalit kala itu, menjadi saksi bahwa sang pria tak pernah sekalipun mengumbar nama besar RA Kartini juga ayahnya.

Ia memilih hidup melarat bersama para veteran tentara Indonesia lainnya, meski statusnya sebagai anak satu-satunya dari RA Kartini.

Prinsip tersebut dipegang teguh oleh Soesalit hingga tutup usia pada 17 Maret 1962.