Pria di Tangerang Mandi Pakai Air Keruh & Bau, Ternyata Ada Mayat Busuk di Toren

Seorang pria di Pondok Aren, Tangerang Selatan tak menyangka bahwa dirinya harus mengalami kejadian tak menyenangkan di rumahnya sendiri.

Pria bernama Sutrisno itu diceritakan mengeluh dengan air keruh dan bau yang dipakainya mandi juga mencuci pakaian selama dua hari.

Sutrisno semula berpikir bahwa hal tersebut karena ada cicak mati di saluran airnya.

Tak hanya itu, ia juga mengira air keruh tersebut karena kondisi tanah yang kering.

"Dari hari Minggu, itu istri saya sudah bilang sih, 'Kok airnya keruh'. Saya bilang, 'Alah, ini kan sudah musim kering. Mungkin dari pompanya'," kata Sutrisno, dikutip dari detikcom.

Istri Sutrisno yang tak tahan meminta sang suami mengecek toren air.

"Terus didiamkan sampai hari Senin. Kemarin kebetulan saya juga nggak kerja, izin. Ngomong lagi istri saya, 'Yah, tolong dikuras saja'. Saya bilang, 'Ngapain dikuras? Kan belum lama dikuras. Nggak usah'. Tapi, saya curiganya bangkai cicak. Kan dulu (airnya) juga pernah bau," bebernya.

"Airnya, hari Senin itu mulai bau banget, keruh, ada busanya. Sampai sekitar jam 2-an, itu masih bau banget. Sampai jam 4, sudah mulai nggak begitu bau, cuma agak licin airnya. Nah, bapak mertua kan dekat dari sini, bilang ke saya, 'Tris, katanya airnya bau?', 'Iya, pak, bau banget'. Saya ajak ke kamar mandi. 'Ini masih bau, Pak, bau bangkai', 'Oh iya, ini bau bangkai. Ya sudah, cek ke toren'," sambungnya.

Saat membuka toren air, Sutrisno terkejut melihat ada bangkai manusia yang sudah membusuk di dalamnya.

"Saya turun, langsung ngomong ke Bapak. 'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'. Terus, bapak saya ke atas. Dibuka tuh sama bapak saya, 'Wah, ini bangkai orang'. Kaget saya langsung," tuturnya.

"(Sutrisno bertanya), 'Yang benar, Pak?'. (Bapak mertua menjawab), 'Iya, ini bangkai orang'," lanjutnya.

Rupanya, korban tersebut adalah tetangganya yang tinggal tak jauh dari kediaman Sutrisno.

Korban dikenal baik di kalangan warga dan sempat bertemu Sutrisno sekitar 10 hari yang lalu sebelum kejadian.

"Inisial D (Devikarmawan). Rumahnya nggak jauh dari sini. Orangnya baik, kalau ketemu sering nyapa. Terakhir ketemu waktu tetangga nikahan," pungkasnya.