Perjuangan Keluarga Cari Keadilan usai Anak Harus Kehilangan Kaki Akibat Dibully
Publik sempat dihebohkan dengan pemberitaan soal siswa di Tambun, Bekasi yang terpaksa harus kehilangan kakinya usai terjatuh akibat dijegal teman sekolahnya saat tengah bermain. Tentu saja pihak keluarga tak dapat menerima atas apa yang menimpa putra mereka.
Hingga saat ini keluarga siswa bernisial F itu masih berjuang untuk mencari keadilan. Pasalnya, mereka merasa sang putra telah menjadi korban bully dari teman-temannya.
Terlapor berinisial L bersama keluarga serta kuasa hukumnya pun untuk ketiga kalinya mendatangi Polres Metro Bekasi untuk menjalani pemeriksaan. Mereka menyebut pihak kepolisian masih mengupayakan diversi atau memediasi pihak terlapor dengan pelapor.
"Untuk hari ini sih saya tadi ketemu penyidik bilang akan dilakukan diversi. Kepolisian memediasi ulang kembali," ucap Sutrisna, kuasa hukum terlapor saat ditemui Insertlive.
Namun, pihak keluarga korban justru dengan tegas menutup pintu damai dengan terlapor. Gillian Joan selaku kuasa hukum korban dengan tegas mengatakan proses hukum harus tetap berjalan.
"Kalau dari pihak kita saya tidak mau lagi ada mediasi terkait apapun. Proses hukum tetap berjalan. Saya juga mau proses hukum ini terang benderang untuk keadilan bagi Fatir," tegas Gillian Joan, kuasa hukum korban.
Diana, ibunda F tak kuasa menahan tangisnya membayangkan derita sang buah hati yang tak ditolong sama sekali saat merintis kesakitan.
"Saya bayangin anak saya berjuang bangun dari jatuhnya mencari es batu ke warung untuk obati tangannya yang merah. Terus temannya lanjut jajan dan anak saya lagi kesakitan cari es batu," ucap Diana, ibunda F seraya menangis.
Sementara itu, Intan selaku ibunda L, diduga pelaku perundungan terhadap F mengatakan anaknya sudah sempat meminta maaf dan hendak menolong. Namun , kala itu disebutkan F menolak dan marah kepada L.
"Ketika sampai di tempat (warung), anak saya ingin memulai kembali menyelengkat anak F, terjatuh kan. Kemudian mau ditolong anak F marah, dia menolak. Akhirnya melipir ke warung, disitu anak saya sudah samperin meminta maaf," tutur Intan, ibunda L diduga pelaku.
Akibat kasus dugaan perundungan ini, Diana menuntut pertanggungjawaban dari keluarga terlapor.
"Anak saya 12 tahun, masih punya masa depan. Apakah harus melewati operasi? Bagaimana kalau terjadi sama kalian. Lalu saya bilang, saya minta pertanggungjawaban," ujar Diana.
(kpr/kpr)