Viral Ikan Laut Lompat ke Daratan di Jakarta Utara, Pertanda Apa?

Media sosial dihebohkan dengan video viral ikan-ikan yang meloncat dari laut ke daratan.

Video itu disebut terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dalam video itu, tampak ikan-ikan yang melompat-lompat di daratan. Tampak pula ikan-ikan yang melompat dari permukaan laut ke daratan dermaga.

Fenomena tidak biasa itu pun disaksikan sejumlah warga. Ada yang hanya sekadar melihat, ada pula yang mengabadikan dengan kamera handphone.

Ada pula warga yang mengumpulkan ikan-ikan itu ke suatu titik meskipun terus melompat-lompat.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto pun buka suara atas fenomena ini.

Ia mengatakan bahwa ikan-ikan itu melompat ke daratan karena kondisi peralihan musim.

Unang Rustanto menambahkan bahwa ikan-ikan itu melompat ke daratan karena masuknya air tawar ke laut.

"Penyebabnya akibat air tawar masuk ke laut, sehingga ikan naik ke atas. Jadi ini pengaruh iklim," kata Unang Rustanto dikutip dari detikcom.

Selain itu, fenomena itu juga dipicu perbedaan suhu air laut dan kondisi oksigen.

Kondisi itu disebabkan oleh naiknya air laut di lapisan bawah menuju ke permukaan akibat pergerakan angin di atas laut atau disebut fenomena upwelling.

"Kondisi ini juga bisa disebabkan upwelling. Jadi diduga dipicu faktor cuaca dan iklim. Ini terjadi di semua lokasi. Faktornya sama dengan beberapa waktu lalu di Kepulauan Seribu," sambungnya.

Fenomena ikan-ikan loncat ke daratan Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, viral di medsos. Peristiwa itu direkam seorang petugas Bea-Cukai Tanjung Priok. (dok Pribadi/Hidayat Arif)/ Foto: Fenomena ikan-ikan loncat ke daratan Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, viral di medsos. Peristiwa itu direkam seorang petugas Bea-Cukai Tanjung Priok. (dok Pribadi/Hidayat Arif)

Untuk memastikan tidak ada kandungan racun, Unang Rustanto mengambil sampel dari ikan-ikan tersebut.

"Dari hasil lab yang dilakukan beberapa minggu lalu, ikan tersebut tidak ada kandungan racun, sehingga dapat dikonsumsi," ucapnya.

Sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu pada Desember 2022 lalu.