Gangguan Kecemasan karena Tenar, Robbie Williams Cerita Hampir Dibunuh

Robbie Williams bercerita soal perjalanan karier terutama saat mencapai puncak di era 90-an. Ia merasakan banyak hal imbas karier yang meledak hingga populer.

Salah satu cerita yang tak akan dilupakan Robbie kala menjadi target pembunuhan. Ia mengaku sangat takut hingga tak pernah berani mengungkapkan hal tersebut.

"Aku tak pernah mengatakan ini, namun aku memiliki sebuah kontrak di mana seseorang menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisiku. Aku tak pernah mempublikasikan ini sebelumnya," cerita Robbie.

Robbie merasa bahwa masa-masa itu sangat menakutkan dan tak akan terlupakan. Ia selalu berusaha untuk menghindari keramaian sejak tahu jadi target pembunuhan.

Namun beruntung masa suram itu bisa dilewati Robbie. Sang penyanyi merasa beruntung karena memiliki teman yang bisa membantu.

"Itu sudah lewat. Aku punya teman. Itu seperti kejadian yang tak terlihat saat kau menjadi seorang yang terkenal," ungkap Robbie dilansir dari Mirror, Selasa (18/1).

Meski begitu Robbie juga membeberkan soal gangguan kecemasan yang dialaminya. Ia mengaku mulai mengalami hal itu saat mulai merasakan ketenaran sebagai penyanyi.

"Saya menjadi terkenal ketika saya berusia 17 tahun, membuat boy band ketika saya berusia 16 tahun, boy band itu pun bubar. Ketika saya berusia 21 tahun, saya cabut dan kemudian bersolo karire, menjual 80 juta album, memegang rekor penjualan tiket terbanyak dalam sehari untuk tur dan bla, bla, bla. Ketenaran ekstrem dan kesuksesan ekstrem bertemu dengan kecemasan dan depresi dan penyakit mental," kata Robbie.

"Saya memiliki kecemasan dan tidak suka bertemu orang asing, tetapi orang asing ingin bertemu dengan saya, dan saya merasa sangat tidak nyaman tentang hal itu. Memikirkannya benar-benar membuatku cemas. Itu pemicunya," ungkapnya.