Respons Novel Baswedan Soal Bintang Emon yang Menyindir Kasusnya

Insertlive | Insertlive
Sabtu, 13 Jun 2020 20:30 WIB
Korban penyiraman air keras Novel Baswedan bicara alasannya tak ikut rekonstruksi yang digelar polisi. Faktor kesehatan jadi alasan ia tak ikut rekonstruksi itu Novel Baswedan/Foto: Pradita Utama
Jakarta, Insertlive -

Kasus penyiraman air keras pada penyidik KPK Novel Baswedan membuat publik merasa heran. Pasalnya dua penyerang Novel, yakni Ronny Bugis dan Rahmat Kadir hanya dituntut JPU dengan hukuman 1 tahun penjara.

Tuntutan ringan itu pun mendapat kritikan dari berbagai macam pihak termasuk figur publik. Salah satunya Bintang Emon yang menyarankan sindiran keras melalui sebuah video.

Ia mengungkapkan betapa herannya karena dua penyerang itu disebut tidak sengaja menyiramkan air keras pada wajah Novel Baswedan.

ADVERTISEMENT

"Katanya nggak sengaja, tapi kok bisa sih kena muka? Kan kita tinggal di bumi. Gravitasi pasti ke bawah. Nyiram badan nggak mungkin meleset ke muka, kecuali Pak Novel Baswedan emang jalannya handstand, bisa lu protes," ungkap Bintang Emon dalam video yang ia unggah di Instagram.

"Pak hakim, saya niatnya nyirem badan. Cuma gegara dia jalannya betingkah, jadi kena muka. Bisa, masuk akal," sambungnya.

Bintang Emon pun memberikan sindiran keras terhadap tuntutan JPU. Ia bertanya apakah cara Novel berjalan yang tidak normal ataukah hukum yang berlaku.

"Kita cek, yang kagak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan atau hukuman buat kasusnya?" bingung Bintang Emon.


[Gambas:Instagram]



Rupanya, video yang menjadi viral itu sampai ke telinga Novel Baswedan. Pria itu pun memberikan respons pada sindiran keras yang dilayangkan Bintang Emon tersebut.

"Saya mengucapkan terima kasih. Jelas, semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada saya terkait perkara di mana saya menjadi korban penyerangan air keras. Saya tegaskan kembali sejak awal saya sudah maafkan pelaku, siapa pun pelakunya," kata Novel Baswedan.

Ia juga menyebut peristiwa nahas yang terjadi tahun 2017 ini merupakan sebuah takdir. Meskipun demikian, Novel ingin kasus ini tetap mendapat perhatian hukum agar di masa depan tak terjadi hal yang sama.

"Saya sudah menerima apa pun yang terjadi pada diri saya karena saya yakin itu takdir dari Allah. Tetapi penegakan hukum harus berjalan dengan benar dan penegakan hukum yang benar, transparan, dan objektif adalah kepentingan semua orang dan merupakan kebutuhan dasar," lanjutnya.

"Oleh karena itu, setiap proses penegakan hukum yang tidak jujur, janggal, dan jauh dari rasa keadilan harus dilawan. Semoga ke depan kita dapati potret wajah hukum Indonesia yang baik," pungkas Novel.

[Gambas:Video Insertlive]





(arm/arm)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER