Gerakan Matahari dari Timur Serukan Pelestarian Wastra Tradisional Indonesia
Gerakan Matahari dari Timur (MDT) telah sukses menggelar acara tahunan ketiga bertajuk Pagelaran Seni dari Hati: Aku, Wastra, dan Kisah di Sunset Pier, Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Sabtu (22/11).
Lewat pagelaran ini, Gerakan Matahari dari Timur yang diinisiasi oleh Laura Muljadi kembali menyerukan ajakan untuk melestarikan dan menjaga kekayaan kain atau wastra tradisional, terutama deretan wastara yang berasal dari bagian timur Indonesia.
"Lebih dari sekadar kain, tetapi di dalam wastra itu ada harapan, ada doa, ada kerja keras, ada masa depan berikutnya. Semua ada di wastra yang dipakai teman-teman semua, itu lah arti dari wastra pada pagelaran ini," ungkap Laura Muljadi dalam sesi konferensi pers sebelum pagelaran acara.
Mengangkat tema Aku, Wastra, dan Kisah, Laura Muljadi menampilkan kisah dan perjuangan dari para perempuan yang menenun kain di timur Indonesia ke hadapan lebih banyak orang.
Ia kemudian menjalin kerja sama dengan sejumlah merek lokal seperti Ghea Resorts, ByArra, Amapola, dan Pendopo untuk bisa meningkatkan upaya pengenalan wastra Indonesia ke panggung yang lebih luas.
"Kekayaan budaya ini kalau hanya kita biarkan justru bisa menghilang, kalau tidak kita jaga maka identitas bangs akita juga bisa hilang. Harapan saya untuk pelestarian ini tiga kata saja, yakni mulai dari mengenal, mencintai, baru kita melangkah untuk melestarikan," tegas Laura.
Pada pagelaran kali ini, Gerakan Matahari dari Timur juga menghadirkan perwakilan dari Laskar Budaya Sumba, Narti. Pada kesempatan tersebut, Narti dengan penuh haru turut menyuarakan kisah para penenun wastra tradisional dari Timur Indonesia.
|
|
"Dari kebaikan Kak Laura, akhirnya Sumba, mama-mama dari Sumba bisa sampai saat ini, tenunan Sumba diangkat, dan untuk nona-nona di Sumba, mari kita belajar menenun, belajar untuk mengikuti mama-mama kita yang hebat di Sumba, dan jangan pernah menyerah," kata Narti.
Lewat pagelaran budaya ini, wastra tak hanya menjadi sekadar kain dengan corak yang indah, tetapi juga kekayaan budaya dengan kisah soal para penenun di baliknya. Hal ini terutama berkaitan dengan karya dari para penenun di timur Indonesia yang masih belum banyak ditelusuri.
Pagelaran Gerakan Matahari dari Timur yang memasuki tahun ketiga ini diharapkan mampu mendorong pelestarian wastra dari Indonesia dan memperluas kisah dari para mama di timur Indonesia yang menghasilkan beragam wastra.
(asw)