Dikaitkan dengan Tasya Farasya, Apa Itu Fragile Masculinity?

Tasya Farasya menggugat cerai sang suami, Ahmad Assegaf, di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pada 12 September 2025.
Di tengah perceraiannya itu, dugaan penggelapan uang perusahaan yang dijalankan Tasya dan Ahmad pun mencuat. Isu yang beredar Ahmad menyelewengkan uang perusahaan hingga puluhan miliar.
Dugaan penggelapan ini lantas dikait-kaitkan dengan istilah fragile masculinity. Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan seorang lelaki yang merasa terancam karena tidak dapat memenuhi standar maskulinitas di masyarakat.
Sebagai contoh kecil, laki-laki yang dianggap fragile masculinity adalah mereka yang merasa terancam dengan kemandirian wanita. Laki-laki ini pun akan melakukan beberapa aksi mengontrol untuk menunjukkan dominasi mereka.
Lantas, seperti apa sebenarnya istilah tersebut?
Menurut para ahli, maskulinitas rapuh (fragile masculinity) adalah kondisi di mana laki-laki merasa tidak aman atau terancam dengan peran maskulinitasnya akibat tekanan standar sosial tentang kejantanan yang kaku, seringkali sebagai respons terhadap budaya patriarki.
Laki-laki yang mengalami kondisi ini dapat menunjukkan perilaku kompensasi yang berlebihan untuk membuktikan kejantanan mereka, seperti agresi, dominasi, atau ketakutan terhadap kelemahan dan emosi.
Kondisi ini muncul dari pemahaman bahwa maskulinitas adalah sesuatu yang 'harus dibuktikan' secara berulang dan tidak permanen.
Dalam masyarakat patriarki sendiri, seorang laki-laki seringkali diharapkan untuk selalu kuat, dominan, tidak menunjukkan emosi (terutama kesedihan atau kelemahan), dan tidak terlibat dalam hal-hal yang dianggap feminin.
Ketika seorang laki-laki tidak dapat memenuhi ekspektasi ini, mereka merasa identitas kejantanannya terancam.
Laki-laki yang mengalami fragile masculinity cenderung menunjukkan perilaku tertentu untuk menutupi rasa tidak aman mereka. Berikut beberapa cirinya:
1. Menghindari atau menolak hal-hal yang dianggap feminin. Misalnya, tidak mau melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring, atau bersih-bersih karena dianggap sebagai tugas perempuan.
2. Sulit mengekspresikan emosi karena merasa bahwa menunjukkan perasaan seperti sedih, cemas, atau rentan adalah tanda kelemahan yang dapat merusak citra maskulin mereka.
3. Merasa terancam oleh kemandirian perempuan. Laki-laki dengan fragile masculinity mungkin merasa perlu mengontrol pasangannya, termasuk dalam hal cara berpakaian, pergaulan, atau karier, karena kemandirian perempuan dianggap mengurangi peran dan dominasi mereka.
4. Berusaha menunjukkan dominasi dan kekuatan dengan sering memamerkan kekuatan fisik, melakukan hal berisiko, atau merendahkan orang lain (terutama perempuan) untuk menegaskan superioritas mereka.
5. Sulit menerima kritik atau mengakui kekurangan. Mereka akan menolak introspeksi diri karena hal itu dianggap melukai harga diri dan maskulinitas mereka.
(dia)
Pendidikan Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya yang Jadi Sorotan
Selasa, 16 Sep 2025 21:30 WIB
Suami Tak Beri Nafkah Lahiriah Selama Sebulan, Apa Hukumnya?
Senin, 15 Sep 2025 18:30 WIB
Pendidikan dan Jabatan Menterang Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya
Minggu, 14 Sep 2025 20:00 WIB
Penggerak Kebaikan Tingkatkan Nilai Spiritual hingga Edukasi Halal Lifestyle
Kamis, 28 Mar 2024 03:30 WIB
5 Berita Populer: Andre Gugat Cerai Erin Lagi, Tasya Farasya Keciduk Ngaji
Rabu, 17 Sep 2025 22:04 WIB
Terpopuler: Suami Mpok Alpa Muncul di Pengadilan vs Tasyi Jawab Pertanyaan Warganet
Rabu, 17 Sep 2025 16:15 WIB
Didesain Suami, 7 Potret Rumah Tasya Farasya Dibangun Tahun 2020 hingga Kini Belum Selesai
Rabu, 17 Sep 2025 17:15 WIBTERKAIT