Disebut Hari Sial, Begini Mitos dan Sejarah Friday the 13th

Setiap tanggal 13 yang jatuh pada hari Jumat dimitoskan sebagai hari sial. Hari itu juga sering disebut sebagai Friday the 13th.
Beberapa orang percaya segala tindakan yang dilakukan di hari tersebut bisa menyebabkan kesialan. Angka 13 sendiri sudah berabad-abad dikaitkan dengan banyak yang negatif. Bahkan ada orang yang mengidap triskaidekafobia atau ketakutan berlebihan pada angka 13.
Sejarah dan Mitos Friday the 13th
Melansir History, Friday the 13th menjadi salah satu mitos terkenal di Amerika Selatan. Ketika juga jatuh pada tanggal 13 diyakini akan terjadi hal buruk atau kesialan meski tidak ada teori untuk menjelaskan hal tersebut.
Menurut mitologi kuno bangsa Nordik, 13 adalah angka sial. Sebuah mitos menceritakan tentang sebuah pesta makan malam untuk 12 dewa lalu dihadiri oleh tamu ke 13 yang datang tanpa diundang.
Penyusup tamu ke 13 itu disebut sebagai dewa penipu atau Loki. Ia menembak dewa kegembiraan dan kebahagiaan. Sehingga muncul mitos kehadiran 13 tamu dalam satu meja makan adalah pertanda buruk hingga mengundang kematian.
Sementara untuk hari Jumat dianggap sial dalam tradisi Barat. Salah satu alasannya adalah karena Jumat merupakan hari saat Yesus disalibkan.
Jumat juga dikaitkan dengan hari ketika Adam dan Hawa memakan buah terlarang di Taman Eden dan menjadi hari saat Kain membunuh saudaranya, Habel.
Pada 1907, seorang penulis bernama Thomas William Lawson membahas tentang hari Jumat sial dan tanggal 13 dalam novelnya, Friday the 13th. Buku itu menceritakan tentang seorang pialang saham di New York yang memanfaatkan takhayul untuk mempermainkan pasar saham.
Kisah itu membuat buku Friday the 13th populer. Sejak saat itu, mitos tentang Jumat tanggal 13 digarap ke dalam film hingga serial dengan judul yang sama dengan novel milik Thomas William.
Meski sudah puluhan tahun berlalu, mitos tentang Friday the 13th masih populer. Beberapa orang bahkan masih percaya dengan mitos kejadian sial di hari Jumat tanggal 13.
(agn/and)TERKAIT