Home Lifestyle Berita Fashion and Beauty

Menilik Kain Songket dan Batik Penggerak Ekonomi Bangsa

Insertlive | Insertlive
Selasa, 06 Aug 2024 15:58 WIB
Menilik Kain Songket dan Batik Penggerak Ekonomi Indonesia / Foto: Insertlive
Jakarta, Insertlive -

Indonesia memang terkenal dengan keragaman budaya yang melimpah ruah dari penjuru daerah. Ada berbagai macam pakaian dan kain adat, hingga alat musik tradisional yang memiliki nilai jual tinggi di dunia.

Hal tersebut yang membuat banyak sekali Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memilih bergerak di industri produk tradisional terutama busana. Motif yang unik serta proses pembuatan yang masih tradisional membuat komoditi ini menjadi salah satu pilihan utama UMKM.

Faktanya, 80 persen UMKM yang ada di Indonesia ternyata digerakkan oleh kaum perempuan. Bahkan, jumlah UMKM tersebut mampu membuka lapangan kerja baru yang menyerap setidaknya 70 persen tenaga kerja.


"80 persen UMKMitu digerakkan oleh wanita, selain memberdayakan keluarga, mereka juga menggerakkan lingkungan sekitar, Itu juga membuat 70 persen tenaga kerja diserap oleh UMKM," ungkap Nita Anastuty selaku Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia di kawasan Senayan, Jakarta, pada Minggu (4/8).

Seorang perempuan bernama Nirmala lantas berkisah soal pengalamannya dalam acara yang turut mengundang Insertlive bersama Wolipop, dan Detikcom. Ia menjadi salah satu pelaku UMKM yang bergerak di bidang penjualan kain tradisional songket khas Palembang, Sumatra Selatan. Nirmala mengungkapkan bahwa pelaku UMKM harus terus berinovasi agar bisa bersaing dengan produk lainnya dalam menjangkau pasar.

Nirmala menjelaskan bahwa kain songket Palembang sangat identik dijadikan sebagai salah satu atribut untuk ke pesta. Banyak orang yang lantas kurangmelirik songket Palembang karena kurang cocok dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

Hal tersebut rupanya membuat Nirmala mencari inovasi agar kain songket Palembang bisa mengikuti perkembangan tren yang ada pada zaman sekarang. Salah satu inovasi Nirmala adalah membuat kain songket Palembang tapi menggunakan pewarna alami.

"Songket Palembang itu identik dengan benang emas,tapi kebanyakan orang kurang suka pakai songket dengan model seperti itu, karena seakan mau ke pesta, hal itu yang bikin saya berinovasi, agar songket ini bisa dipakai harian, tapi tidak menghilangkan ciri khas songket Palembang, kita juga pakai pewarna alam, jadi go green, kembali ke alam," ungkap Nirmala.

Nirmala pun sempat memperlihatkan salah satu songket Palembang yang ia produksi. Kain produksi UMKM milik Nirmala tersebut tak lagi menonjolkan benang emas yang sudah menjadi ciri khas songket Palembang.

Tak hanya itu, kain songket khas Palembang itu rupanya merupakan buah karya dari anak-anak putus sekolah yang diberdayakan oleh UMKM Nirmala. Kain songket tersebut dijual dengan harga mencapai Rp5 juta.

"Kalau ini (kain songket Palembang) kita jualnya satu set, kain sama selendang, itu mulai di angka Rp5 juta, ini buatan tangan, dan menghabiskan waktu sampai 1 bulan, dan yang mengerjakan ini adalah anak-anak putus sekolah," kata Nirmala.

Fashion Show/ Foto: Insertlive

Fakta bahwa 80 persen UMKM digerakkan oleh kaum perempuan, lantas menjadi tonggak yang menggambarkan bagaimana wanita Indonesia punya peranan penting dalam perputaran industri dan ekonomi di Indonesia.

"Kita butuh dorongan dan masukan soal inovasi agar semakin berkembang. Kalau kita lihat statistiknya tadi, bahwa 80 persen UMKM itu digerakkan wanita, dan menyerap 70 persen tenaga kerja, ini mungkin bisa jadi indikator, pekerjaan ini memerlukan keuletan, dan kebanyakan yang ulet itu adalah kaum perempuan, dan pemberdayaan perempuan itu paling nyata ya lewat UMKM seperti ini," kata Anastuty.

Saat ini, UMKMdi Indonesia tak hanya bersaing dengan pelaku bisnis dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Hal itu yang membuat anak-anak muda di Indonesia harus mampu menciptakan pasar sendiri.

"Ancaman global itu juga jadi sorotan, kita ini punya bonus demografi,dan anak muda itu jangan hanya jadi target market, tapi harus jadi pelaku usaha, selain itu juga perlu mengurus soal hak cipta terkait inovasi," tutup Nita Anastuty.

(ikh/kmb)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK