Apakah Kristen Protestan dan Katolik Boleh Menikah? Begini Hukumnya

Nastiti Swasiwi Nurfiranti | Insertlive
Jumat, 24 May 2024 21:30 WIB
Ilustrasi pernikahan Apakah Kristen Protestan dan Katolik Boleh Menikah? Begini Hukumnya / Foto: Unplash
Jakarta, Insertlive -

Kristen Protestan berbeda dengan Kristen Katolik. Kedua agama yang kerap dianggap serupa ini memiliki perbedaan dalam ibadah, seperti misa, pengakuan dosa, dan sakramen pengampunan.

Hal itu lalu menimbulkan pertanyaan apakah seseorang yang beragama Protestan boleh menikahi seseorang yang beragama Katolik.

Dalam sebuah video singkat di kanal YouTube Tanya Alkitab, dijelaskan bahwa semua Kristen dianggap sama, khususnya di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Bahkan, diharapkan akan ada kesatuan suatu saat nanti, sehingga tak ada lagi yang memecah belah Kekristenan di Tanah Air.

Oleh sebab itu, umat Kristen Protestan diperbolehkan menikah dengan umat Kristen Katolik.

Namun, ada hal tertentu yang tidak boleh dilakukan setelah pernikahan Protestan-Katolik.

Jika seorang Protestan telah menikah dengan seorang Katolik, maka tempat ibadahnya tidak boleh berbeda, kecuali dalam beberapa kondisi, seperti tinggal jauh dalam jangka waktu tertentu yang mengakibatkan tak bisa beribadah bersama.

Suami dan istri harus beribadah bersama sebagai bentuk kesatuan hati.


Jika suami atau istri tidak ada yang mengalah terkait ibadah bersama, maka pernikahan tidak perlu dilangsungkan.

Perdebatan tentang tempat ibadah tersebut juga memberikan gambaran ke depannya bahwa keputusan bersama akan lebih sulit lagi dicapai dalam rumah tangga.

10 Prinsip Pernikahan Kristen

Di bawah ini adalah 10 prinsip pernikahan dalam ajaran Kristen, dilansir dari kanal YouTube Tanya Alkitab pada Selasa (21/5).

1. Hubungan Monogami, Bukan Poligami

Dalam ajaran Kristen, poligami merupakan konsep yang membenarkan nafsu. Seseorang hanya diperbolehkan untuk memiliki satu suami atau istri seumur hidup.

2. Hubungan antara Pemimpin-Penolong

Suami merupakan pemimpin (imam) dalam keluarga, sedangkan istri adalah penolong yang diciptakan oleh Tuhan. Oleh karena itu, keduanya harus saling mengasihi dan patuh satu sama lain.

3. Hubungan Trilateral (Allah, Laki-laki, Perempuan)

Suami dan istri telah melakukan perjanjian di hadapan Tuhan, artinya keduanya telah setia sampai mati dan telah disaksikan oleh Tuhan.

4. Hubungan Mutual

Suami tidak boleh terpisah dari istrinya terlalu lama, demikian sebaliknya. Hal itu karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain.

5. Hubungan Permanen

Sesuatu yang telah disatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia, kecuali kematian.

Seseorang tidak boleh menceraikan pasangannya dan menikah lagi karena merupakan bentuk pembangkangan terhadap Tuhan.

6. Hubungan Kesetiaan

Ketidaksetiaan merupakan dosa terbesar dalam pernikahan. Oleh sebab itu, menjaga hati serta diri adalah kunci penting untuk menghindari perzinahan.

7. Hubungan Heteroseksual antara Pria-Wanita

Kristen melarang pernikahan sesama jenis karena pria memang diciptakan untuk wanita, begitu juga sebaliknya.

8. Hubungan Suci

Pernikahan merupakan cara untuk menghindari perbuatan-perbuatan tak terpuji, seperti pergaulan bebas.

Oleh sebab itu, setiap orang harus memiliki suami atau istri sendiri, dengan tujuan menjalankan perintah Tuhan untuk meneruskan keturunan.

9. Hubungan Terhormat

Pernikahan merupakan hal yang sangat terhormat.

Namun, jika seseorang melakukan perbuatan zina, maka orang itu akan mendapatkan konsekuensinya.

10. Hubungan Edifikasi

Suami dan istri harus saling membangun dan menghormati satu sama lain.

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/nap)
Tonton juga video berikut:
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER