Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Bulan, Lengkap dengan Doanya

Nastiti Swasiwi Nurfiranti | Insertlive
Senin, 25 Mar 2024 14:30 WIB
Gerhana bulan penumbra 2023 dimulai pada Jumat, 5 Mei 2023 malam hingga Sabtu, 6 Mei 2023 dini hari. Lalu, apa penyebab gerhana bulan penumbra Mei 2023? Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Bulan, Lengkap dengan Doanya (Foto: AP Photo)
Jakarta, Insertlive -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hari ini, Senin, 25 Maret 2024 akan terjadi gerhana Bulan penumbra di wilayah Indonesia.

Fenomena gerhana bulan ini diprediksi akan terjadi selama 4 jam 43 menit 39 detik.

Gerhana bulan penumbra, menurut BMKG, terjadi saat posisi Matahari-Bulan-Bumi sejajar. Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Kondisi ini menyebabkan Bulan terlihat lebih redup dari saat purnama.

ADVERTISEMENT

Hukum Mengerjakan Shalat Gerhana

Saat terjadi gerhana bulan, umat Islam disunnahkan mengerjakan shalat gerhana bulan (shalat khusuf). Namun, kesunnahan ini tidak berlaku pada gerhana bulan penumbra.

Sepertis dilansir dari detikcom, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengeluarkan informasi bahwa secara fikih tidak disunnahkan shalat khusuful qamar saat terjadi gerhana bulan penumbra.

"Secara fikih, shalat gerhana bulan hanya digelar apabila gerhana tersebut merupakan gerhana yang kasat mata sehingga terlihat dengan jelas menggelapnya bagian Bulan," bunyi informasi yang dikeluarkan pada Kamis lalu, seperti dilansir NU Online.

Senada dengan itu, Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah pada Muktamar XX di Garut tanggal 18-23 April 1976 menetapkan tidak disunnahkan shalat gerhana bulan penumbra. Sebab, posisi Bulan tidak tertutup, melainkan cahayanya saja yang meredup. Hal ini membuat samar membedakan apakah terjadi gerhana bulan atau tidak.

Adapun, hal yang disunnahkan dalam hal ini adalah ketika terjadi gerhana bulan kasatmata, baik total maupun sebagian.


Namun, informasi mengenai niat hingga tata cara shalat gerhana secara umum perlu untuk diketahui oleh umat Islam. Hal ini dapat menjadi salah satu panduan bagi seorang Muslim dalam mengerjakan shalat sunnah pada kemunculan fenomena gerhana selanjutnya.

Ketentuan Shalat Gerhana Bulan

Dikutip dari buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah oleh Muhammad Ajib, Lc, MA, para ulama telah sepakat untuk menyegerakan shalat gerhana secara berjamaah saat terjadi gerhana.

Di bawah ini adalah ketentuan shalat gerhana bulan.

· Disunnahkan untuk mandi, berdoa, membaca takbir, dan sedekah sebelum shalat

· Dalam satu rakaat terdapat dua kali berdiri dan dua kali rukuk

· Disunnahkan membaca surat Al-Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama. Kemudian, membaca Ali Imran pada berdiri berikutnya

· Disunnahkan membaca bacaan tasbih pada rukuk dan sujud dengan dipanjangkan

· Disunnahkan jahr (jelas) pada shalat gerhana bulan

· Disunnahkan berkhutbah setelah shalat gerhana bulan

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan dapat dilakukan secara berjamaah dengan bacaan jahr (keras) atau secara munfarid (sendiri). Shalat ini sedikit berbeda dengan shalat pada umumnya.

Berikut adalah tata cara shalat gerhana bulan beserta niat dan doanya.

1. Niat

Shalat gerhana bulan diawali dengan niat bersamaan dengan takbiratul ihram.

Niat shalat gerhana bulan adalah Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ.

Bacaan Arab

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَ

Arab-latin: Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Saya sholat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT"

2. Takbiratul ihram seperti shalat biasa

3. Membaca doa iftitah dan taawudz, dilanjutkan Surat Al-Fatihah yang diikuti dengan membaca surah panjang seperti Al-Baqarah sambil mengeraskan suara

4. Rukuk

5. I'tidal

Setelah rukuk dan i'tidal, dilanjutkan membaca Surat Al-Fatihah kembali diikuti bacaan surat dalam Al-Qur'an.

Setelah itu, melakukan rukuk dengan membaca tasbih dan i'tidal kedua dengan membaca doa i'tidal, yang berbunyi:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ اْلاَرْضِ وَمِلْءُمَاشِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ

Arab-latin: Samiallahuliman hamidah

Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil 'umaasyi'ta min syai'in ba'du

Artinya: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Wahai Tuhan kami! Hanya untuk-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudahnya."

6. Sujud, kemudian duduk di antara dua sujud dan sujud kembali

7. Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakat kedua seperti rakat pertama

8. Tasyahud akhir

9. Salam

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/KHS)
Tonton juga video berikut:
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER