Ini Perjalanan Khutbah Pertama Nabi Muhammad SAW

Khutbah Rasulullah Muhammad SAW di Mekah merupakan khutbah pertama kali yang dilakukan setelah beliau menerima wahyu untuk berdakwah secara terang-terangan.
Sebelumnya, Rasulullah berdakwah hanya kepada para sahabat tertentu. Kemudian para sahabat lah yang akan menyampaikan ajaran Islam kepada yang lainnya.
Setelah diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka, baginda Rasulullah pun mengundang Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib.
Dalam kitab Al-Rahiq Al-Makhtum karya Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, dijelaskan bahwa saat Rasulullah SAW hendak menyampaikan ajaran Islam kepada mereka, tiba-tiba Abu Lahab melontarkan kata-kata bernada menentang Islam kepada Rasulullah. Namun Baginda Rasul hanya diam dan tanpa berbicara apapun.
Suatu ketika, Rasulullah SAW kembali mengundang mereka dan melakukan khotbah pertamanya:
"Segala puji bagi Allah. Aku memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya, seorang pemimpin tidak mungkin membohongi keluarganya sendiri. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah yang datang kepada kalian secara khusus dan kepada umat manusia secara umum. Demi Allah, sungguh kalian akan mati sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian bangun dari tidur. Sungguh, kalian akan dihisab terhadap apa yang kalian lakukan. Sesungguhnya, yang ada hanya surga yang abadi atau neraka yang abadi," (dalam Al-Kamil karya Ibn Al-Atsir)
Ketika khutbah pertamanya itu, Rasulullah mendapatkan ancaman dari Abu Lahab. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW mendapat pembelaan serta perlindungan dari Abu Thalib.
Abu Lahab dan Abu Thalib memang lah paman dari Rasulullah. Namun keduanya memiliki pendirian yang berbeda.
Walaupun begitu, Baginda Rasulullah yakin dengan janji dari Abu Thalib tentang perlindungan dan pembelaannya.
Ketika Abu Thalib meninggal, Rasulullah SAW sangat sedih. Para kafir Quraisy pun semakin berani untuk menghadang dan mencegah dakwah beliau.
Maka dari itu Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah. Hal itu lah yang menjadi awal dari kebangkitan dakwah Rasulullah. Sejak saat itu, Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah secara terang-terangan.
Islam mulai menancapkan akarnya di bumi Mekah secara lebih kuat. Periode Mekah tersebut adalah penguatan mental umat Muslim sebagai fondasi keberanian dan daya tangguh.
Oleh sebab itu, tidak turun ayat-ayat yang memerintahkan untuk berperang di Mekah, tetapi ayat-ayat tentang kesabaran dan pengendalian diri.
(kpr/kpr)TERKAIT