5 Perusahaan Terbaru Pro Israel yang Tergolong Daftar 'Sasaran Tekanan'

Zalsabila Natasya | Insertlive
Selasa, 12 Dec 2023 10:40 WIB
Insert Boikot Produk Israel 5 Perusahaan Terbaru Pro Israel yang Tergolong Daftar ‘Sasaran Tekanan’ (Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah)
Jakarta, Insertlive -

Serangan Israel masih berlangsung di Palestina, terutama di bagian selatan dan utara wilayah Gaza. Militer Israel telah membenarkan bahwa pihaknya melakukan perluasan operasi darat ke seluruh Gaza sejak Minggu (3/12) malam.

Agresi itu pun semakin membuat masyarakat dunia marah. Salah satu bentuk perlawanan yang masyarakat lakukan adalah tindakan boikot terhadap perusahaan atau brand yang berasal dari dan/atau pendukung Israel.

Melansir dari laman resmi BDS Movement, tindakan boikot yang semakin gencar terhadap perusahaan-perusahaan Israel dan multinasional yang terlibat dapat efektif apabila dilakukan secara strategis.

ADVERTISEMENT

Demi bisa mencapai hasil yang bermakna dan benar-benar berkontribusi dalam pembebasan Palestina, BDS Movement membagi sasaran boikot menjadi empat kategori, yaitu boikot konsumen, sasaran divestasi, sasaran tekanan, dan sasaran boikot organik.

BDS Movement dengan tegas menyebut bahwa perusahaan yang masuk ke dalam daftar sasaran tekanan tidak diserukan untuk boikot.

Namun, BDS Movement secara strategis mengajak para pendukung dan lembaga untuk menekan perusahaan-perusahaan tersebut sampai mengakhiri kerja sama dengan Israel.


Lantas, apa saja perusahaan atau produk yang menjadi sasaran tekanan? Berikut ini pemaparannya yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Amazon dan Google

Eksekutif Google Cloud dan Amazon Web Services diketahui telah menandatangani kontrak sebesar 1,22 miliar USD atau setara Rp18,86 triliun (kurs Rp15.463/USD) untuk menghadirkan teknologi cloud kepada pemerintah dan militer Israel pada Mei 2021 lalu.


"Dengan mendukung apartheid Israel dengan teknologi penting, Amazon dan Google secara langsung terlibat dalam seluruh sistem penindasannya, termasuk genosida yang sedang berlangsung di Gaza," tulis BDS Movement.


2. Booking.com dan Airbnb

Booking.com asal Belanda dan Airbnb asal Amerika Serikat menjadi sasaran tekanan lantaran menyediakan sewa penginapan di pemukiman ilegal Israel yang didirikan di tanah Palestina.

Pada 2018 lalu, Airbnb mengatakan bahwa pihaknya akan menghapus seluruh properti di pemukiman Israel dari laman resmi mereka.

Namun, setelah mendapat protes dari Israel, perusahaan asal AS itu membatalkan keputusan tersebut.


3. Walt Disney

Walt Disney diketahui telah memberikan bantuan senilai 2 juta USD atau sekitar Rp30,9 miliar ke Israel untuk mengatasi dampak dari serangan Hamas pada Oktober 2023 lalu. Kabarnya, bantuan itu diberikan pada 12 Oktober 2023.

Rinciannya adalah Disney telah memberikan donasi senilai Rp1 juta USD (15,46 miliar) kepada Magen David Adom, yakni afiliasi dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang memberikan layanan medis serta perbankan darah di Israel.

Sedangkan 1 juta USD lainnya diberikan kepada organisasi nirlaba yang bekerja di Israel untuk penyerahan bantuan kepada anak-anak.

(Zalsabila Natasya/arm)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER