21 Puisi Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023

Rama Zatria Galih | Insertlive
Kamis, 09 Nov 2023 13:45 WIB
Banner Hari Pahlawan 2023 21 Puisi Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023 (Foto: Situs Kemensos RI)
Jakarta, Insertlive -

Pada tanggal 10 November mendatang, seluruh masyarakat Indonesia akan merayakan Hari Pahlawan Nasional. Hari ini diperingati untuk menghormati jasa para pahlawan dan mengenang tragedi di Surabaya pada tanggal 10 November 1945.

Pertempuran Surabaya merupakan salah satu pertempuran terbesar dan paling sulit yang dihadapi para pejuang Indonesia. Hari Pahlawan ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959.

Sejak saat itu, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November dan Kota Surabaya dianggap sebagai Kota Pahlawan. Untuk merayakan momen bersejarah ini, InsertLive hadirkan kumpulan puisi singkat, padat, dan menyentuh hati untuk Hari Pahlawan Nasional tahun 2023.

ADVERTISEMENT

Puisi Hari Pahlawan #1

DIPONEGORO

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini, tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu

Puisi Hari Pahlawan #2

SENYUM PAHLAWANKU

Cucuran keringat di tubuhmu
Darah yang mengalir dalam ragamu
Tak patahkan semangat juangmu
Untuk meraih harapan, kemerdekaan
Tekadmu yang membara
Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakit
Demi sang bumi pertiwi ini
Namun...
Kini perjuanganmu itu seperti tak berarti
Tangisan sedih rakyat kecil menjadi-jadi
Korupsipun seperti sudah menjadi tradisi


Puisi Hari Pahlawan #3

WAHAI PAHLAWAN SEJATI

Andai kau mengerti bangsa ini sekarang
Mungkin senyummu akan menjadi tangismu
Mungkin tawamu akan menjadi sedihmu
Wahai pahlawanku
Maafkan kami yang tak bisa memperbaiki
Negara yang merana ini
Tapi kami akan berjanji padamu
Merebut kembali kemerdekaan yang hakiki itu
Perjuangan dulu menjadi bangsa yang bermartabat
Yang sejahtera abadi selamanya
Di saat ini hingga nanti

Puisi Hari Pahlawan #4

WAHAI PENJAJAH

Hai kamu wahai penjajah
Kamu yang merasa tinggi
Kamu semua yang mengusik kedamaian di tanah airku
Kamu semua yang hanya peduli akan bangsa sendiri
Sudah waktunya kalian pergi dari bumi pertiwiku
Pergi
Ibu pertiwi sudah tidak kuat lagi
Dia sudah tidak kuat dengan darah yang kalian tumpahkan
Tidak kuat dengan kejahatan yang kalian nampakkan
Tidak kuat dengan alam yang selalu kalian injak
Pergi
Mungkin memang kalian lebih pandai
Mungkin memang kalian bisa memakai senjata dan kendaran baja
Mungkin memang kalian bisa menciptakan tipu daya muslihat
Mungkin memang kalian penuh dengan kekejaman
Pergi
Pergilah sekarang juga
Aku tak peduli walau hanya dengan senjata dari bambu
Aku tak peduli walau hanya memakai kain lusuh
Aku tak peduli darahku tumpah ruah

Puisi Hari Pahlawan #5

KARAWANG BEKASI

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Yang Terampas Dan Yang Terputus

Peristiwa 10 November secara singkat banyak dicari jelang peringatan Hari Pahlawan. Momentum bersejarah itu menjadi latar belakang Hari Pahlawan setiap tahun.Peristiwa 10 November secara singkat banyak dicari jelang peringatan Hari Pahlawan. Momentum bersejarah itu menjadi latar belakang Hari Pahlawan setiap tahun./ Foto: Edi Wahyono/detikcom

Puisi Hari Pahlawan #6

Dongeng Pahlawan

Karya: WS Rendra

Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kau perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.

Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
kerna pahlawan telah berkunjung di tiap hari.

Puisi Hari Pahlawan #7

Peto Syarif Gelar Tuanku Imam Bonjol

Karya: Sides Sudyarto DS

Di alam Minangkabau dikau dilahirkan
Dibesarkan ayah dan bunda tercinta
Di usia dewasa 25 tahun diburu Belanda
Dari bukit ke bukit dari luhak ke luhak
Tiada menyerah pada perampok yang tamak

Imam Bonjol seumur hidupmu diburu peluru
Tiada hentinya lari dan menyerang
Anak istrimu habis dibunuh dengan keji
Dibantai disiksa penjajah yang bathil
Hidupmu selalu di ujung bedil

Tuanku Imam Bonjol sejak muda hingga tua
Kau pantang mundur terus bertempur
Dengan pedang di tangan, peluru di pinggangmu
Kau bergerak terus melancarkan perang gerilya

Tuanku, 15 tahun dikepung musuh angkara
Dan 25 tahun bergerilya tak jatuh runtuh
Kau pimpin terus rakyat berjuang
Membela Tanah Pusaka, mengabdi agama
Berjihad menuju Nusantara Merdeka

Puisi Hari Pahlawan #8

Panglima Besar Jendral Sudirman

Karya: Sides Sudyarto DS

Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945

Jendral yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk mengantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan

Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu

Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia

Puisi Hari Pahlawan #9

Pangeran Diponegoro

Karya: Sides Sudyarto DS

Pangeran Diponegoro, pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri
berjuang selalu untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Diponegoro, ksatria pembela Pertiwi

Kau tinggalkan istana dan kursi tahta
Kau ikhlaskan hidupmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan negara
Menuju Indonesia merdeka

Pangeran Diponegoro, jasadmu telah kembali ke bumi
Namun api juangmu tak mati-mati
Kau habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kau hembuskan nafas penghabisan untuk Pertiwi

Puisi Hari Pahlawan #10

Dewi Sartika

Karya: Sides Sudyarto DS

Dewi bagai pelita di malam hari
Dikau bersinar cerah dalam kegelapan
Meski angin kencang bertiup menghembus
Namun kau tetap menyala membagi terang

Kau sinarkan cahaya pikirmu
Membimbing kaum wanita ke arah kemajuan
Kau didik anak-anak Indonesia dengan rela
Agar jadi insan berguna

Dewi Sartika, wanita utama
Telah kau rentang garis pengabdian
Juangmu memerangi kebodohan bangsa
Menuju titik kesejahteraan di esok lusa

Baca di halaman selanjutnya. 

Puisi Hari Pahlawan #11

Atas Kemerdekaan

Karya: Sapardi Djoko Damono

Kita berkata: jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya: langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala
Terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
Mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba
Sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
Sementara seekor ular melilit pohon itu,
'Inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah'

Puisi Hari Pahlawan #12

Derai-derai Cemara

Karya: Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949

Puisi Hari Pahlawan #13

Maju Tak Gentar

Karya: Gus Mus

Maju tak gentar
Membela yang mungkar
Maju tak gentar
Hak orang diserang
Maju tak gentar
Pasti kita menang!
Puisi Hari Pahlawan #14.

Pahlawan Tanah Air
Di relung hati bangsa ini, terpatri nama,
Pahlawan sejati, dalam cinta yang suci,
Mereka tempa semangat di medan laga,
Meniti jalan berliku, demi kemerdekaan yang dicita.

Dalam gemerlap senja, terbitlah pahlawan,
Bersinar cahaya kebesaran dan keberanian,
Mengukir jejak di kisah zaman,
Menjadi teladan, panutan, di segenap penjuru bangsa.

Puisi Hari Pahlawan #15

Perjuangan yang Abadi

Pahlawan tak lekang oleh waktu,
Perjuangan mereka abadi dalam sejarah,
Kisah heroik, takkan pudar jiwanya,
Menyala, membara, dalam sanubari negeri.

Tak semuanya terpatri pada medan perang,
Pahlawan hidup dalam setiap tindakan,
Menyemai nilai-nilai, mengangkat derajat,
Menginspirasi, membangun masa depan yang cemerlang

Puisi Hari Pahlawan #16

Nyala Bakti Pahlawan

Berkobar nyala bakti dalam relung hati,
Pahlawan, simbol pengorbanan dan keikhlasan,
Bersama rakyat, mereka berbagi derita dan suka,
Menghadirkan kebebasan dalam seluruh negeri.

Seperti melodi yang tak pernah pudar,
Pahlawan, tabuhan pengorbanan tak ternilai,
Berkumandang, meresapi setiap jiwa,
Merangkai harmoni, memupuk kebersamaan yang hakiki

Puisi Hari Pahlawan #17

Jejak Pahlawan

Dalam jejak langkahmu, kami berdiri tegak,
Menyambut harapan, impian yang agung,
Pahlawan, panutan di dalam pergulatan waktu,
Di dalam jiwa bangsa, kau takkan pernah usang.

Pahlawan adalah bunga keberanian,
Mekar di tengah badai dan cobaan,
Harum semerbak, memancarkan sinar,
Takkan padam, dalam benak sejarah yang abadi

Puisi Hari Pahlawan #18

Pahlawan Bina Bangsa

Di dalam hati yang tulus membara,
Terpendam semangat pahlawan sejati.
Mereka yang rela berkorban dan berjuang,
Untuk tanah air, kebebasan, dan harapan.

Pahlawan tak selalu dalam seragam perang,
Mereka bisa jadi ibu, ayah, atau anak.
Jiwa pemberani adalah harta yang langka,
Mereka yang tak pernah ragu berkorban untuk kita

Puisi Hari Pahlawan #19

Prahara Medan Perang

Di bawah matahari merah putih berkibar,
Pahlawan kita berjuang tanpa kenal lelah.
Mereka bersatu, tak kenal suku, tak kenal bangsa,
Untuk meraih kemerdekaan, mereka berkorban bersama.

Di medan perang, di dalam badai peluru,
Pahlawan berani menghadapi tantangan yang mengerikan.
Mereka menjaga teguh kedaulatan negeri,
Dengan keberanian, pengorbanan, dan semangat yang tulus

Puisi Hari Pahlawan #20

Pahlawan Tak Dikenal

Banyak pahlawan yang tak pernah dikenal,
Mereka yang berjuang di balik layar, tak terpublikasikan.
Namun, mereka punya andil dalam kemerdekaan,
Bersama pahlawan terkenal, mereka menciptakan sejarah.

Seperti pelangi yang terdiri dari banyak warna,
Bangsa kita juga memiliki pahlawan yang beragam.
Mereka datang dari berbagai latar belakang,
Mengukir kejayaan dan keharmonisan bersama

Puisi Hari Pahlawan #21

Peringatan Abadi

Pahlawan kita akan selalu dikenang,
Melalui lagu, puisi, dan cerita yang berlanjut.
Mereka menjadi cahaya yang menerangi masa depan,
Semangat mereka akan hidup selamanya.

Pahlawan, kalian adalah teladan yang abadi,
Semangat kalian adalah cahaya dalam gelap.
Kami berjanji untuk menjaga warisan kalian,
Menghormati perjuangan dan memperjuangkan perdamaian.

Puisi-puisi hari pahlawan ini mencoba merangkum semangat kepahlawanan dan pengorbanan yang telah menjadi bagian integral dari sejarah dan budaya kita. Semoga mereka menginspirasi dan mengenang jasa para pahlawan dengan baik.

(Rama Zatria Galih/dia)
Tonton juga video berikut:
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER