Alasan Israel Benci Sekali dengan Semangka yang Jadi Simbol Palestina

NAP | Insertlive
Senin, 06 Nov 2023 09:40 WIB
Semangka Foto: iStock
Jakarta, Insertlive -

Masyarakat dunia kini tengah meramaikan media sosial dengan gambar hingga emotikon buah semangka.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang kini masih berkonflik dengan Israel.

Gambar semangka itu pertama kali disuarakan oleh organisasi Jewish Voice for Peace. Mereka meminta masyarakat untuk ikut membagikan emotikon semangka sebagai bentuk krisis kemanusiaan dalam membela Palestina.

ADVERTISEMENT

Buah semangka digunakan karena ketika dibelah memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yakni merah, hijau, hitam, dan putih.

Namun seperti yang diketahui, Israel sangat membenci semangka yang digunakan sebagai simbol negara Palestina.

Pasalnya, penggunaan simbol semangka ini menjadi pengganti karena Israel melarang pengibaran bendera Palestina di depan umum usai Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza serta menjadikan hak milik Yerusalem Timur.

Saking bencinya terhadap simbol semangka, Israel pernah menutup 79 galeri di Ramallah yang menampilkan karya Mansour dan seniman lain yang menampilkan buah tersebut.

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina dilarang, bahkan warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, 'Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam, dan putih?', dan petugas itu menjawab dengan marah, 'Akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita'," kata Mansour seperti dilansir dari The New York Times.


Larangan tersebut kemudian dicabut pada tahun 1993, sebagai bagian dari perjanjian Oslo yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan organisasi Pembebasan Palestina.

Ini juga menjadi perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

(nap/nap)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER