15 Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme

Minggu terakhir di bulan Oktober telah tiba. Sumpah pemuda menjadi refleksi yang tidak pernah putus untuk memupuk nasionalisme kita. Melalui sumpah pemuda, kita diingatkan akan nilai perjuangan kaum muda yang konsisten dalam mengawal perbaikan-perbaikan bangsa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Herdin Muhtaromdan Gery Erlangga pada 2021, peristiwa sumpah pemuda memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam membentuk sikap nasionalisme terutama dalam kalangan generasi milenial sehingga kesadaran dalam meningkatkan sikap pengetahuan dalam memahami peristiwa sumpah pemuda harus terus ditingkatkan dengan memberikan pemahaman terhadap makna sumpah pemuda sehingga para peserta didik dapat memahami hal tersebut dan dapat membentuk sikap nasionalisme dari pemahaman makna nilai sumpah pemuda.
Untuk tetap menggelorakan semangat Sumpah Pemuda dan meningkatkan nilai Nasionalisme, ini dia 15 Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme!
15 Contoh Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme
Puisi Sumpah Pemuda 1
Judul: Takut 66, Takut 98
Karya: Taufik Ismai
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa.
Puisi Sumpah Pemuda 2
Judul: Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Penjajahan Baru, Kata Si Toni
Karya: Taufik Ismail
Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama.
Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini
Puisi Sumpah Pemuda 3
Judul: Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya
Karya: Taufik Ismail
Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
"Hidup tukang rambutan!" Hidup tukang rambutani
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
Hidup pak rambutan sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
"Hidup pak rambutan!" sorak mereka
Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju karni, bukan?
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
Doakan perjuangan kami, pak,
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
"Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!"
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.
Puisi Sumpah Pemuda 4
Judul: Dengan Puisi, Aku
Karya : Taufik Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.
Puisi Sumpah Pemuda 5
Judul: Merdeka
Karya: I Gede Ari Astina
Merdeka...Ialah saat manusia
dan seisi pertiwi diperlakukan adil dan penuh cinta
Kita mungkin masih 100 tahun cahaya dari merdeka
Namun, api perjuangan di hati orang-orang baik akan hidup selamanya
Jangan pernah menyerah, kawan!
Merdeka itu ada Kita bisa dan percaya
Lihat contoh puisi Sumpah Pemuda lainnya di halaman selanjutnya.

4 Peristiwa Penting yang Terjadi pada 28 Oktober Selain Sumpah Pemuda
Jumat, 27 Oct 2023 19:45 WIB
25 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2023 yang Meningkatkan Nilai Persatuan & Perjuangan
Jumat, 27 Oct 2023 11:00 WIB
Lirik dan Makna Lagu 'Bangun Pemudi Pemuda' Ciptaan Alfred Simanjuntak
Selasa, 24 Oct 2023 07:40 WIBTERKAIT