15 Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme

Rama Zatria Galih | Insertlive
Rabu, 25 Oct 2023 11:30 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda. 15 Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme (Foto: Getty Images/Agus Supriyatna)
Jakarta, Insertlive -

Minggu terakhir di bulan Oktober telah tiba. Sumpah pemuda menjadi refleksi yang tidak pernah putus untuk memupuk nasionalisme kita. Melalui sumpah pemuda, kita diingatkan akan nilai perjuangan kaum muda yang konsisten dalam mengawal perbaikan-perbaikan bangsa.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Herdin Muhtaromdan Gery Erlangga pada 2021, peristiwa sumpah pemuda memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam membentuk sikap nasionalisme terutama dalam kalangan generasi milenial sehingga kesadaran dalam meningkatkan sikap pengetahuan dalam memahami peristiwa sumpah pemuda harus terus ditingkatkan dengan memberikan pemahaman terhadap makna sumpah pemuda sehingga para peserta didik dapat memahami hal tersebut dan dapat membentuk sikap nasionalisme dari pemahaman makna nilai sumpah pemuda.

Untuk tetap menggelorakan semangat Sumpah Pemuda dan meningkatkan nilai Nasionalisme, ini dia 15 Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme!

ADVERTISEMENT

15 Contoh Puisi Sumpah Pemuda yang Singkat dan Meningkatkan Nilai Nasionalisme

Puisi Sumpah Pemuda 1

Judul: Takut 66, Takut 98
Karya: Taufik Ismai

Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa.

Puisi Sumpah Pemuda 2

Judul: Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Penjajahan Baru, Kata Si Toni
Karya: Taufik Ismail

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama.



Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini

Puisi Sumpah Pemuda 3

Judul: Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya
Karya: Taufik Ismail

Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
"Hidup tukang rambutan!" Hidup tukang rambutani
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
Hidup pak rambutan sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
"Hidup pak rambutan!" sorak mereka
Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju karni, bukan?
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
Doakan perjuangan kami, pak,
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
"Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!"
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.

Puisi Sumpah Pemuda 4

Judul: Dengan Puisi, Aku
Karya : Taufik Ismail

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.

Puisi Sumpah Pemuda 5

Judul: Merdeka
Karya: I Gede Ari Astina

Merdeka...Ialah saat manusia
dan seisi pertiwi diperlakukan adil dan penuh cinta
Kita mungkin masih 100 tahun cahaya dari merdeka
Namun, api perjuangan di hati orang-orang baik akan hidup selamanya
Jangan pernah menyerah, kawan!
Merdeka itu ada Kita bisa dan percaya

Lihat contoh puisi Sumpah Pemuda lainnya di halaman selanjutnya.

Puisi Sumpah Pemuda 6

Judul: Kebangkitan Nasional Jiwa Pendidikan
Karya: Suyarti

Kebangkitan nasional mendobrak semangat
Motivasi diri mengukir pendidikan berakhlak
Bangkitlah jiwa pendidikan
Pacu kreativitas ukir prestasi
Belajar jangan berhenti
Masih banyak harus digali dari bumi ini
Melukis pembelajaran cahaya menerangi
Bekal hidup sampai mati
Jangan lemah, jangan menyerah
Terus bangkit seberangi lautan
luas tuk dapatkan hikmah
Perjuangan menyusuri bebatuan
terjalnya jurang Jangan pesimis
tak perlu menangis
Tak perlu takut gagal
Kegagalan bunga mimpi tiada arti
Teruslah terbang menggapai bintang
Sukses diraih bekal masa depan
Karakter bangsa terbentuk
Moral terjaga Tata krama menjadi dasar
Tak lagi kriminal
Terbuang biadab
Terkikis pelecehan
Dalam lingkup kebangkitan nasional jiwa pendidikan
Jaya Indonesia!

Puisi Sumpah Pemuda 7

Judul:Merdekalah Bangsaku
Karya: Yamin

Sejarahmu terus terkenang di ingatanku
Tujuh belas Agustus saksi bisu hari kebebasanku
Para pahlawan bertaruh keras pertahankan keutuhanmu
Sebagai kenangan sepanjang hidup Indonesia kini merdeka
Berkibarnya sang merah putih bawa napas lega tanpa nestapa
Mengenang cerita berderailah air mata
Kemerdekaan hilangkan jeritan lara
Indonesia merdeka …. Lahirkan pemuda-pemudi bangsa
Terbang ke awan menguak kedamaian
Menengok ke kanan-kiri bawa kebaikan
Kaki cengkeram erat semboyan kemerdekaan

Puisi Sumpah Pemuda 8

Judul: Bela Negara
Karya: Dilla Hardina Agustiani.

Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai sentosa
Puisi Sumpah Pemuda 9
Judul: Hari Itu, Bangsaku Bahagia
Karya: Asty Kusumadewi
Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya
Namun, ada kisah nyata di balik itu semua
Penjajahan di mana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45
Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk merdeka!
Merdeka, merdeka, merdeka!
Hari itu bangsaku bahagia 17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara

Puisi Sumpah Pemuda 10

Judul: Tanah Air, Milik Siapa
Karya D.Kemalawati

Katakanlah milikmu hari ini kau hamburkan jutaan peluru
tanah bersimbah darah damaikah malammu
Katakanlah milikmu hari ini
kau hardik bagai gembala merumput di padang kering
meneguk setetes air merdukah serulingmu
Katakanlah milikmu hari ini
kau bangun tenda-tenda dengan pandangan hampa seekor kelinci jinak
bermain di sana ribuan pemburu beradu cepat membunuhnya terbukakah matamu
Katakanlah milikmu
lalu kau senda guraukan bersama kicauan burung di bawah sana
mayat mengapung menanyakan kuburnya guyonkah itu
Katakanlah milikmu kepada hamba-hambamu
bila mereka percaya tutuplah pintu rapat-rapat
agar tak ada yang mengetuk dan membawamu pergi.

Lihat contoh puisi Sumpah Pemuda lainnya di halaman selanjutnya.

Puisi Sumpah Pemuda 11

Judul: Nyanyian Tanah Air
Karya Saini KM

Gunung-gunung perkasa,
lembah-lembah yang akan tinggal menganga dalam hatiku.
Tanah airku,
saya mengembara dalam bus dalam kereta api yang bernyanyi.
Tak habis-habisnya hasrat menyanjung dan memuja engkau dalam laguku.
Bumi yang tahan dalam derita, sukmamu
tinggal terpendam bawah puing-puing,
bawah darah kering di luka,
pada denyut daging muda
Damaikan kiranya anak-anakmu yang dendam dan sakit hati,
ya Ibu yang parah dalam duka-kasihku!
Kutatap setiap mata di stasiun,
pada jendela-jendela terbuka kucari fajar semangat yang pijar bernyala-nyala
surya esok hari, matahari sawah dan sungai kami di langit yang bebas terbuka,
langit burung-burung merpati

Puisi Sumpah Pemuda 12

Judul: Jayalah Negeriku
Karya Adi Saputro

Walau peluru menembus tulang
Aku terus menerjang dan berjuang
Tanpa ragu.. Aku terus maju dan satu
Meski raga tak lagi mampu
Dengan tekat aku akan bertumpu
Yang kumau Ku pun tahu
Sungguh, Hanya demi itu Indonesia masih ada korupsi
Dan diskriminasi Dengan Polri dan TNI
Ayo mari lindungi negri Jayalah negeriku Indonesiaku

Puisi Sumpah Pemuda 13
Judul: Jaga Ibu Pertiwi
Banyak orang diluar sana berkata
Alangkah indah negeri ini
Banyak orang luar berkata
Alangkah ramah negri ini
Lantas bagaimana dengan kita

Sang empunya negri ini
Apakah hal tersebut benar
Atau hanya imajinasi belaka?
Jiwa memiliki harus ditanamkan
Agar terjaga indah bumi pertiwi
Jiwa tradisi harus di lanjutkan
Agar ramah tamah tak hilang oleh modernitas

Puisi Sumpah Pemuda 14

Judul: Demi Negeri
Karya Diolo

Membaca situasi saat ini
Anak negeri menjadi saksi
Bagi keprihatinan sendiri
Yang mereka alami
Menimbang situasi saat ini

Tersimak suara-suara aspirasi
Dan tiada tertahan lagi
Ada gejolak emosi
Mengingat situasi saat ini
Sewajarnya ada satuan aksi
Demi perubahan bararti
Negeri raya ini

Puisi Sumpah Pemuda 15

Judul: Tanah Airku yang Indah

Di bumi pertiwi yang berwarna-warni,
Sumpah pemuda terucap dengan gagah,
Generasi muda bersatu dalam semangat,
Untuk mengukir sejarah, tanpa ragu dan tawa.

Di tahun dua belas Oktober yang agung,
Di Indonesia, bangsa yang besar dan teguh,
Kita bersumpah, dengan hati yang tulus,
Mempertahankan budaya, bahasa, dan bumi yang subur.

Kita adalah pemuda, bersemangat dan merdeka,
Tak kenal ras, agama, suku, dan bangsa,
Bersama-sama kita bina persatuan,
Membangun negeri, memimpin masa depan.

Sumpah pemuda, oh begitu suci,
Mengalir di dalam jiwa, menyala sejati,
Kita jadikan cinta tanah air sebagai panji,
Bersatu kita teguh, Indonesia abadi.

Sumpah pemuda, pesan yang abadi,
Kita peluk erat dalam hati kami,
Bersama kita bawa Indonesia maju,
Menuju masa depan yang penuh harapan yang serba baru.

(Rama Zatria Galih)
1 / 3
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER