Seram, Bumi Tampak Bolong karena Lubang Ozon Makin Lebar 3 Kali Besar

SYAFRINA SYAAF | Insertlive
Selasa, 10 Oct 2023 10:30 WIB
lubang ozon di arktik Foto: DLR/BIRA/ESA
Jakarta, Insertlive -

Data satelit menyimpulkan bahwa lubang ozon di Antartika semakin melebar dan menjadi salah satu yang terbesar yang pernah tercatat karena luasnya tiga kali lebih besar dari Brazil. Alhasil, Bumi terlihat bolong. 

Terdengar mengerikan, bukan? Sebenarnya, ini hanya permulaan.

Peneliti mengungkapkan bahwa lebar lubang ozon bisa semakin besar dibandingkan pengukuran kali terakhir pada Sabtu (16/9) lalu. Penipisan ozon akan mencapai puncak pada pertengahan Oktober. 

ADVERTISEMENT

Para peneliti tidak memahami mengapa lubang ozon tahun ini begitu besar, spekulasi sejumlah ilmuwan mungkin terkait dengan letusan gunung berapi bawah laut Tonga pada Januari 2022.

Ledakan gunung berapi bawah laut Tonga setara dengan uji coba nuklir terkuat yang pernah dilakukan Amerika Serikat (AS).

Ukuran lubang ozon berfluktuasi secara teratur. Jadi, setiap bulan Agustus, pada awal musim semi di Antartika, lubang ozon mulai tumbuh dan mencapai puncaknya sekitar bulan Oktober sebelum mengalami sedikit surut. Akhirnya akan menutup kembali karena Antartika memasuki musim panas sehingga suhu di stratosfer mulai meningkat.

Ketika hal ini terjadi, mekanisme yang menguras ozon dan menciptakan lubang akan melambat sampai akhirnya terhenti sehingga lubang tersebut tidak akan membesar lagi.

Sebenarnya, tiga tahun terakhir lubang ozon Antartika mengalami penutupan yang lebih lambat, sebagian karena kebakaran hutan Black Summer di Australia pada tahun 2019-2022 yang mengeluarkan asap perusak ozon dalam jumlah besar.


Penipisan ozon di benua beku ini kali pertama terlihat pada tahun 1985. Selama 35 tahun terakhir berbagai upaya telah dilakukan untuk mencoba mengecilkan lubang tersebut.

Para ahli yakin bahwa Protokol Montreal yang diperkenalkan pada tahun 1987 telah membantu lubang ozon tersebut pulih, tapi pengukuran tahun ini dari satelit Copernicus Sentinel-5P Eropa merupakan sebuah pukulan telak karena memperlihatkan fakta yang mengejutkan. 

Antje Inness, ilmuwan senior di Copernicus Atmospheric Monitoring Service (CAMS), mengatakan, "Layanan pemantauan dan prakiraan ozon operasional kami menunjukkan bahwa lubang ozon tahun 2023 dimulai lebih awal dan telah berkembang pesat sejak pertengahan Agustus,". 

Sejarah Kepunahan Massal Besar Kemungkinan Terjadi Kembali

Erosi lapisan ozon 360 juta tahun lalu menyebabkan peristiwa kepunahan massal yang membunuh banyak tumbuhan dan hewan air tawar di Bumi.  

Para ilmuwan dari Universitas Southampton menemukan bukti bahwa radiasi ultraviolet tingkat tinggilah yang menghancurkan ekosistem hutan purba.

Mekanisme kepunahan yang baru ditemukan ini disebabkan oleh perubahan suhu bumi dan siklus iklim, hal ini menyebabkan kerusakan ozon yang mematikan.

Penulis penelitian memperingatkan bahwa kita mungkin menghadapi skenario serupa saat kita menuju suhu global serupa yang terjadi 359 juta tahun lalu akibat perubahan iklim.

(syf/syf)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER