Kisah Guru Honorer Dirikan Sekolah Gratis Bermodal Hasil Jualan Sapu Ijuk

Kisah inspiratif datang dari Ahmad Jamaludin (38), mantan guru honorer yang mendirikan sekolah gratis di Desa Jayagiri, Cianjur.
Impian Ahmad Jamaludin untuk membangun sekolah gratis berawal dari pekerjaannya sebagai guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Budi Bakti sejak 2004 hingga 2014.
Kala itu, Ahmad sedih melihat siswanya yang tidak melanjutkan pendidikan SMP karena terhambat biaya.
Ahmad lantas membuat SMP Terbuka gratis di Desa Jayagiri dengan harapan tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kekurangan biaya.
"Mereka perlu pendidikan lebih dari SD. Kalau tidak, hidup anak-anak ini tidak akan lebih baik dari orang tua mereka," kata Ahmad Jamaludin, dikutip dari Kompas via Twitter TMI Hari Ini.
"Saya niat mengajar anak-anak ini tanpa imbalan, hitung-hitung ladang rezeki," lanjutnya.
Sejak berdiri, SMP Terbuka telah meluluskan sekitar 200 siswa dengan bekal pendidikan formal dan non-formal, seperti bertani dan kerajinan.
Sayangnya, SMP Terbuka hanya beroperasi sampai 2014 karena Ahmad Jalaludin memutuskan merantau ke Cibeber, daerah asalnya di Cianjur.
Selama di perantauan, Ahmad masih menyimpan mimpinya untuk membangun sekolah gratis sambil mengumpulkan modal.
"Jadi, saya tabung (penghasilan) walaupun sedikit. Semua saya kerjakan, sampai memulung besi," ujar Ahmad.
Banyaknya perajin sapu ijuk di kawasan Cibeber memberikan inspirasi kepada Ahmad Jamaludin untuk ikut berkecimpung.
Ia melihat peluang baik apabila menjadi seorang perajin sapu ijuk. Ahmad Jamaludin pun meminta diajarkan untuk membuat sapu ijuk.
Setelah belajar hingga menguasai cara membuat sapu ijuk, Ahmad Jamaludin memutuskan menjadi seorang perajin.
Usahanya pun membuahkan hasil baik, ia mendapatkan banyak pembeli dari berbagai daerah.
Keadaan ekonomi Ahmad Jamaludin lantas meningkat dan ia siap mendirikan sekolah gratis.
Lalu pada 2020, Ahmad Jamaludin membangun SMP IT Pancuh Tilu di Desa Jayagiri, Kabupaten Cianjur.
SMP IT Pancuh Tilu memiliki gedung sederhana dan biaya sekolah mengandalkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang hanya bisa membayar 12 orang guru.
Ahmad Jamaludin mau tak mau harus mengeluarkan dana pribadi untuk pengeluaran lainnya yang tidak terkover BOS.
Di samping pekerjaannya sebagai guru, Ahmad Jamaludin membuka usaha jual gula semut yang ia buat sendiri.
Kisah Ahmad ini menuai pujian dan dukungan dari warganet.
"Salut buat beliau! Sehat selalu Pak Ahmad, semoga diluaskan lagi pintu rezekinya," tulis @its****.
"Malaikat nggak selalu bersayap," tulis @Pret***.
(KHS/and)
Sosok Zentri Hartantri, Guru Honorer yang Kisah dan Perjuangannya Menginspirasi
Senin, 30 Jun 2025 21:53 WIB
Melihat Peluang dari Masalah, Ini Kisah Brand KEE Hadirkan Tas Kamera untuk Kebutuhan Fotografer
Senin, 23 Jun 2025 20:00 WIB
Mimpi Besar Naura Ayu, Ingin Menjadi Guru dan Dirikan Sekolah Gratis
Jumat, 06 Jun 2025 15:30 WIBTERKAIT