Bacaan Doa Ketika Mati Lampu yang Diamalkan Rasulullah SAW dalam Islam

Islam menganjurkan umatnya untuk selalu berdoa dalam setiap aktivitas dan peristiwa, termasuk ketika mati lampu.
Pada saat mati lampu, suasana dapat terasa lebih menakutkan karena gelap gulita.
Selain mencari alat bantu penerangan, seperti lilin atau senter, kita sebagai umat Muslim juga dapat berdoa meminta perlindungan kepada Allah SWT.
Lantas, bagaimana bacaan doa ketika mati lampu? Simak uraiannya berikut.
Doa Ketika Mati Lampu yang Diamalkan Rasulullah
Adanya doa ketika mati lampu berawal dari kisah Rasulullah SAW yang berdoa pada saat penerangan di rumahnya padam.
Kala itu, Rasulullah yang sedang bercengkerama dengan istrinya, Aisyah ra membaca doa yang kini dikenal sebagai doa ketika mati lampu.
إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Bacaan Arab Latin: Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn.
Artinya: Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.
Kisah Aisyah ra Minta Penjelasan tentang Baca Doa Mati Lampu
Doa yang dibaca Rasulullah SAW memang kalimat tarji' yang biasa diucapkan ketika mendengar kabar musibah atau kabar duka.
Aisyah ra lantas meminta penjelasan mengapa Rasulullah SAW mengucapkan kalimat tarji' ketika mati lampu.
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan bahwa segala sesuatu yang membuat manusia kesulitan adalah sebuah musibah, termasuk mati lampu.
"Sesungguhnya (yang mati) hanyalah lampu penerangan," kata Rasulullah SAW.
"Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah," jelasnya.
Kisah tersebut diriwayatkan Imam Abu Dawud yang termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli.
Manfaat Membaca Doa Mati Lampu
Melalui kisah tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apa pun, termasuk saat mati lampu.
Dengan mengingat Allah SWT, kita akan senantiasa merasa tenang, dan tidak mudah merasa gundah ketika menghadapi kesulitan.
Begitu pula pada momen bahagia, kita akan jauh dari rasa sombong, lupa diri, atau jumawa ketika selalu mengingat Allah SWT.
(KHS/KHS)TERKAIT