Mengenal Amoeba Pemakan Otak yang Tewaskan 1 Warga Korea Selatan

Amoeba pemakan otak menimbulkan korban jiwa untuk pertama kalinya di Korea Selatan pada Senin (27/12).

Awalnya, seorang pria berusia sekitar 50 tahun tewas setelah menetap di Thailand selama 4 bulan.

Pria tersebut kembali ke Korea Selatan pada Sabtu (10/12) dan sempat masuk rumah sakit pada Minggu (11/12).

Sayangnya, sang pria meninggal dunia 10 hari kemudian pada Rabu (21/12).

Dari penelitian melalui tes genetik oleh Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KDCA) melaporkan bahwa sang pria meninggal dunia akibat Naegleria Folweri.

Melansir dari Strait Times, tes genetik tersebut mengonfirmasi bahwa gen dalam pria itu mirip dengan pasien meningitis di luar negeri.

Sementara itu, Naegleria Folweri merupakan amoeba pemakan otak yang bersel tunggal dan hidup di alam bebas.

Amoeba tersebut hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop karena bentuknya yang kecil.

Biasanya, amoeba tersebut ditemukan di air tawar hangat seperti danau, sungai, tanah, dan mata air.

Amoeba Naegleria Folweri dikenal sebagai pemakan otak dan bisa tumbuh pada temperatur tinggi hingga 46 derajat celcius.

Adapun, seseorang terinfeksi amoeba pemakan otak ketika berenang atau menyelam.

Amoeba Naegleria Folweri akan masuk ke tubuh melalui hidung dan berjalan ke otak.

Saat itu, amoeba Naegleria Folweri akan masuk ke otak dan menghancurkan otak hingga menyebabkan infeksi yang disebut meningoensefalitis amebik primer (PAM).

Gejala yang dialami oleh amoeba pemakan otak ini mirip dengan penyakit meningitis mulai sakit kepala, demam, mual, hingga muntah.

Selanjutnya, penderita akan merasakan leher kaku, linglung, kejang, halusinasi, hingga koma.