Sejarah Masjid Sunda Kelapa yang Lekat dengan Praktik Politik

Nabila Sahma | Insertlive
Senin, 22 Aug 2022 13:57 WIB
Masjid Sunda Kelapa Foto: masjidsundakelapa.id
Jakarta, Insertlive -

Masjid Sunda Kelapa merupakan salah satu tempat ibadah umat muslim Indonesia yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat.

Namun selain tempat ibadah, masjid ini acap kali digunakan untuk fungsi yang lain seperti fasilitas pendidikan, fasilitas komunitas sosial, perekonomian, sampai dengan komunitas politik.

Masjid Sunda Kelapa merupakan masjid pertama yang didirikan di daerah Menteng. Selain dikenal dengan arsitekturnya yang menarik pada zamannya, masjid Sunda Kelapa juga terkenal karena perjalanan sejarahnya. 

ADVERTISEMENT

Yuk simak sejarah Masjid Sunda Kelapa berikut ini!

Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa

Masjid Sunda Kelapa dibangun pada tahun 1951, pertama kali diinisiasikan oleh Bapak H. B. R. Motik dan Bapak Subhan ZE. Mereka mencoba mengungkapkan keinginannya untuk mendirikan sebuah masjid di wilayah Menteng kepada Walikota pada saat itu. Namun karena mendapatkan penolakan, keinginan untuk membuat masjid ini dipendam selama beberapa tahun, tetapi tidak menghentikan usaha pembuatan masjid ini.

Upaya pembangunan Masjid Sunda Kelapa kembali diajukan pada tahun 1966. Bapak H. B. R Motik dan Bapak H. Machmud kali ini dapat melangkah lebih jauh dengan membentuk sebuah panitia pembangunan masjid.

Panitia pembangunan Masjid Sunda Kelapa terdiri dari H. B. R. Motik sebagai Ketua, H. M. L. Latjuba sebagai Wakil Ketua, Hasjim Mahdan, SH sebagai Sekretaris I, H. Tachyar Bc. Hk. sebagai Sekretaris II, H. Machmud sebagai Bendahara I, H. Darwis Tamin sebagai Bendahara II, dan H. A. H. Djunaedi sebagai Pembantu Umum.


Masjid Sunda KelapaMasjid Sunda Kelapa/ Foto: masjidsundakelapa.id

Setelah mendapat lampu hijau dari Gubernur DKI Jakarta pada saat itu H. Ali Sadikin dan dari Pangdam V Jaya H. Amir Machmud, terbentuklah Yayasan Islam Sunda Kelapa (YISK) pada tanggal 7 Oktober 1966.

Amir Machmud pada saat itu menjadi ketua kehormatan dan H. Basjarudin Rahman Malik menjadi ketua YISK.

Setelah dibuatnya YISK inilah proses pembangunan masjid agung mulai berjalan. Setelah mendapatkan penolakan untuk dibuat di gedung Bappenas, YISK mendapatkan lokasi pendirian masjid alternatif, antara Lapangan Persija atau Taman Sunda Kelapa. Akhirnya, Taman Sunda Kelapa diputuskan untuk menjadi tempat pembangunan masjid.

Batu pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa pertama kali diletakkan pada tanggal 21 Desember 1969 bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1398 H. Pembangunan masjid Sunda Kelapa berjalan dengan baik sampai selesai pada tahun 1971 setelah sebelumnya ditimpa kesulitan karena YISK kekurangan dana.

Makna Atap Masjid Sunda Kelapa yang Berbentuk Perahu

Masjid Sunda Kelapa yang tidak berkubah ini memiliki arsitektur yang luas. Selain luas, arsitekturnya cukup menarik. Jadi, kamu sudah bisa melihat penampakan atap Masjid Sunda Kelapa yang berbentuk perahu dari kejauhan. 

Bentuk atap Masjid Sunda Kelapa yang berbentuk perahu ini bukan sembarang dibuat. Selain menjadi ciri khas dari Masjid Sunda Kelapa, atap berbentuk perahu ini memiliki makna tersendiri.

Selain itu segala bentuk aktifitas dakwah di Masjid Agung Sunda Kelapa juga ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.Masjid Agung Sunda Kelapa/ Foto: Lamhot Aritonang

Atap berbentuk perahu ini menyimbolkan pelabuhan Sunda Kelapa. Sunda Kelapa sendiri merupakan tempat berdagang bagi saudagar muslim pada zaman dahulu saat penyebaran Agama Islam dari satu perahu ke perahu pedagang terdahulu.

Selain menggambarkan sebuah pelabuhan, atap berbentuk perahu ini juga difilosofikan sebagai seseorang yang merasa hampa namun terus memasrahkan diri dengan mengharap kasih sayang dari Sang Pencipta. Bentuk atap ini menggambarkan seorang muslim yang sedang duduk bersila dengan kedua tangan yang menengadah, meminta dan berdoa serta mengharap rahmat dari yang maha kuasa.

Arsitektur Masih Dipertahankan

Masjid Sunda Kelapa memiliki arsitektur yang istimewa karena bangunan masjid yang secara keseluruhan masih terjaga keasliannya. Selain itu, bangunan masjid agung ini juga istimewa karena arsitektur uniknya bukan sembarang dibangun, tetapi memiliki filosofinya sendiri. Seperti atap masjid yang berbentuk perahu.

Masjid Sunda Kelapa yang merupakan rancangan Ir. Gustav Abbas memiliki arsitektur menarik dan autentik yang beberapa diantaranya masih bertahan dari pertama kali didirikan. Saat memasuki area masjid, akan ada sebuah gapura hijau yang terdapat tulisan "Masjid Agung Sunda Kelapa" dengan tinta emas dan terdapat kaligrafi Arab berwarna emas.

Lalu masjid ini memiliki halaman yang luas dan dilengkapi oleh pepohonan rindang. Ketika di dalam Masjid dengan jendela dan pintu terbuka, kamu akan merasakan angin sepoi-sepoi sambil berduduk santai.

Selain itu segala bentuk aktifitas dakwah di Masjid Agung Sunda Kelapa juga ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.Masjid Agung Sunda Kelapa/ Foto: Lamhot Aritonang

Bagian dalam ruangan juga masih khas dengan ornamen dari kayu tradisional dari atap, dinding, maupun pada lantai tertentu. Bohlam lampu bergaya lampu gantung yang klasik dan kipas gantung juga terlihat di dalam masjid. Masjid juga dilengkapi oleh fasilitas Al-Qur'an dengan jumlah yang tidak sedikit.

Di dalam masjid juga terdapat jam kayu dan mimbar untuk seorang khatib.

Namun karena telah melewati perkembangan zaman, terdapat beberapa bangunan baru misalnya adalah Serambi Jayakarta yang peresmian pembangunannya dilakukan pada tahun 2002.

Tidak Sekedar Rumah Ibadah

Masjid Sunda Kelapa juga memiliki beragam aktivitas. Dalam perkembangan yang terjadi, kiprah masjid ini menjadi semakin luas dan jamaahnya terus bertambah dan meluas ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan daerah-daerah lainnya.

Masjid Sunda Kelapa juga kerap dijadikan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas berbagai komunitas atau sebuah kelompok tertentu. Dari komunitas penyedia pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkah politik.

Kegiatan yang ada di masjid agung ini juga terus berkembang. Kegiatan yang dikembangkan dalam masjid agung ini antara lain kegiatan Remaja Islam Sunda Kelapa (Riska), kegiatan pengajian Majelis Taklim Ibu-Ibu (MTII), kegiatan Mualaf dan Konsultasi Agama dan Keluarga, Peranan Rumah Sehat dan Radio Masjid Agung Sunda Kelapa membuat masjid agung ini dikenal di berbagai wilayah luar DKI Jakarta dan luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Suasana Masjid Sunda Kelapa jelang kedatangan Anies-SandiagaSuasana Masjid Sunda Kelapa./ Foto: Tsarina Maharani/detikcom

Tahun lalu, kita dihebohkan dengan aktivitas politik yang terjadi di masjid agung ini. Setelah trending di twitter, informasi mengenai Masjid Sunda Kelapa yang dijadikan sebagai titik awal pertemuan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ketika akan berangkat bersamaan menuju kantor KPU untuk mendaftar menjadi peserta dalam Pemilu 2024.

Masjid Sunda Kelapa ini dipilih sebagai penanda bahwa akan terjadi kerjasama politik antara kedua partai tersebut. Nilai luhur agama dari masjid agung ini juga menjadi alasan dipilihnya sebagai titik pertemuan keduanya.

(dis/syf)
Tonton juga video berikut:
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER